JAKARTA - Setelah melihat tanda-tanda regulasi kripto di AS yang mulai ramah, Ripple Labs makin giat merekrut karyawan baru di Amerika Serikat. CEO perusahaan, Brad Garlinghouse, baru-baru ini mengumumkan bahwa 75% dari lowongan pekerjaan Ripple sekarang berada di AS, serta lebih banyak kesepakatan dan kemitraan yang tercipta di negara tersebut pasca pemilihan umum November 2024.
Menurut Garlinghouse, perubahan ini sebagian besar didorong oleh retorika pro-kripto yang diusung oleh pemerintahan Trump. Garlinghouse bahkan menyebutkan bahwa “pengaruh Trump” mulai bisa dirasakan, bahkan sebelum ia resmi menjabat presiden AS untuk yang kedua kalinya.
BACA JUGA:
Dalam unggahan di X pada 5 Januari 2025, Garlinghouse mengutarakan bahwa sektor kripto di AS akan tumbuh pesat dengan andil sejumlah tokoh penting seperti Scott Bessent, David Sacks, dan Paul Atkins yang memimpin tim Trump. Meskipun pemerintahan Trump belum secara resmi mulai bekerja, banyak pihak di industri kripto yang optimistis akan masa depan aset digital di bawah kebijakan yang lebih ramah terhadap sektor ini.
Optimisme ini juga terlihat dalam pandangan para eksekutif industri, investor, dan pengembang yang mengharapkan iklim regulasi yang lebih kondusif bagi kripto. Pasca pemilu, Ripple, yang dikenal dengan teknologi blockchain-nya yang memungkinkan transaksi lintas negara dengan biaya rendah dan cepat, semakin mengintensifkan kemitraannya dengan berbagai pihak di AS.
Bahkan, dalam enam bulan terakhir, Ripple telah menandatangani lebih banyak kemitraan strategis di Amerika Serikat dibandingkan dengan periode sebelumnya. Upaya Ripple tersebut semakin mempertegas kehadirannya di AS seiring dengan semakin ramahnya regulasi kripto di Negeri Paman Sam tersebut.