JAKARTA – Cybathlon, kompetisi pembuatan teknologi robotika berskala internasional untuk difabel, digelar pada Oktober lalu di Switzerland. Ada banyak peneliti yang hadir, salah satunya dari institusi sains KAIST.
Perguruan tinggi terkemuka di Korea Selatan ini sering berpartisipasi di ajang robotika tersebut, bahkan beberapa kali meraih kemenangan. Kali ini, tim peneliti dari KAIST kembali membawa pulang penghargaan berkat robot 'Ironman' untuk penderita lumpuh.
Robot ini dikembangkan oleh tim peneliti gabungan dari KAIST EXO-Lab, Move Lab, dan Angel Robotics dengan nama WalkON Suit F1. Sebanyak 71 tim dari 26 negara berpartisipasi dalam ajang Cybathlon dan melawan robot yang dikembangkan tim peneliti dari KAIST.
Pada dasarnya, Cybathlon merupakan ajang olahraga yang memanfaatkan teknologi dan atlet penyandang disabilitas akan mencoba langsung teknologinya. Ada delapan cabang olahraga yang dipertandingkan dan Exoskeleton Race menjadi puncak acara.
Dalam perlombaan ini, atlet penyandang paraplegia atau lumpuh akan bergantung sepenuhnya pada teknologi yang mereka gunakan untuk berjalan. Ini merupakan tantangan yang sangat sulit karena kemenangan atlet dipengaruhi oleh keandalan teknologi.
BACA JUGA:
Tim peneliti dari KAIST menempati posisi pertama, bahkan teknologinya berhasil menarik minat para juri setelah menjalankan seluruh tugas dalam waktu 6 menit dan 41 detik. Tugas ini mencakup bergerak di antara kursi-kursi sempit, memindahkan kotak-kotak, dan lainnya.
"Saya sangat tersentuh karena saya mampu memperkenalkan teknologi robot yang dapat dipakai terbaik di dunia dari Korea dengan tubuh saya sendiri," kata Atlet Paraplegia Kim Seunghwan.
Di sisi lain, Kapten Tim KAIST Park Jeongsu mengungkapkan bahwa kemenangan ini berhasil tercapai berkat timnya yang dapat fokus dalam mengembangkan teknologi terbaik. Seluruh peneliti berusaha melawan batas dirinya sendiri dalam mengembangkan WalkON Suit F1.
"Kami mengikuti kompetisi ini dengan menganggapnya sebagai kompetisi melawan diri sendiri dan berfokus untuk menunjukkan kesenjangan teknologi. Sekarang, kami sangat senang dan bangga bahwa usaha kami juga mencapai hasil yang baik," ujar Park.