Bagikan:

JAKARTA – Beberapa tahun yang lalu, teleskop radio di gurun Australia Barat menemukan sinyal yang sangat aneh. Sinyal radio ini sangat terang dan berkedip seperti pulsar dengan jarak 4.000 tahun cahaya dari Bumi. 

Pulsar ini berkedip dalam periode yang sangat panjang menurut hasil pengamatan astronom, tetapi sumbernya sulit untuk diketahui. Setelah menemukan sinyal radio kedua dan ketiga, para astronom akhirnya bisa menentukan di mana sumber sinyalnya berada.

Sinyal radio kedua berada di jarak 15.000 tahun cahaya, sedangkan sinyal ketiga sekitar 5.000 tahun cahaya. Dibandingkan temuan pertama dan kedua, temuan ketiga dinilai memiliki periode terpanjang dengan kilatan cahaya antara 30 dan 60 detik setiap 2,9 jam.

Setelah pengamatannya dipersempit, mengutip dari laporan Sciencealert, sesuatu yang terpancar di ruang angkasa ini berasal dari bintang katai merah kecil dalam orbit biner yang memiliki bintang katai putih dengan ukuran yang lebih kecil lagi. 

Natasha Hurley-Walker, Astrofisikawan dari Curtin University, mengatakan bahwa ia dan rekannya memerlukan citra optik untuk mencari sumber dari sinyal tersebut. Pencarian ini sulit untuk dilakukan karena ada banyak bintang yang menghalanginya.

"Transien periode panjang sangat menarik, dan agar para astronom dapat memahaminya, kami memerlukan citra optik," kata Natasha. "Penemuan baru kami terletak jauh dari Bidang Galaksi ... dan kami sekarang yakin bahwa satu sistem bintang, khususnya, menghasilkan gelombang radio."

Natasha dan rekannya menduga bahwa sinyal radio ini berasal dari biner dengan bintang katai merah tipe-M yang berdampingan dengan objek lain, yaitu katai putih yang merupakan reruntuhan sisa inti matahari. Objek ini memiliki massa hingga 1,4 kali lipat dari Matahari. 

"Data kami menunjukkan bahwa benda itu berada dalam biner dengan objek lain, yang kemungkinan besar adalah katai putih, inti bintang dari bintang yang sekarat. Bersama-sama, keduanya menghasilkan emisi radio," ungkap Natasha.

Menurut hasil perhitungan, sistem biner ini terdiri dari bintang katai merah dengan massa sekitar 0,32 kali massa Matahari dan katai putih yang massanya 0,8 kali dari massa Matahari. Meski sinarnya tidak dapat terlihat, gelombang radio ini bisa lebih terang saat menghantam katai merah. 

Tim masih perlu mengamati apakah gelombang radio ini juga berasal dari katai putih. Jika benar, sinyal ketiga yang diberi nama GLEAM-X J0704-37 mungkin adalah pulsar katai putih, jenis bintang paling langka yang ada di Galaksi Bima Sakti.