JAKARTA – Badan-badan pemerintah Amerika Serikat memberikan briefing tertutup kepada Dewan Perwakilan Rakyat pada Selasa 10 Desember terkait dugaan upaya peretasan oleh China yang dikenal sebagai "Salt Typhoon." Operasi ini diduga menargetkan perusahaan telekomunikasi AS untuk mencuri data panggilan warga Amerika, kata pejabat setempat pada Senin, 9 Desember.
FBI, Kantor Direktur Intelijen Nasional, Ketua Komisi Komunikasi Federal, Jessica Rosenworcel, Dewan Keamanan Nasional, serta Badan Keamanan Siber dan Infrastruktur akan menghadiri briefing pukul 14:15 waktu setempat untuk seluruh anggota DPR. Pekan lalu, briefing serupa juga diadakan secara tertutup untuk para senator.
Gedung Putih pekan lalu mengungkapkan bahwa setidaknya delapan perusahaan telekomunikasi dan infrastruktur telekomunikasi di AS telah menjadi korban peretasan ini, dengan sejumlah besar metadata warga Amerika dicuri dalam kampanye spionase siber berskala besar. Namun, Gedung Putih belum memberikan komentar lebih lanjut.
Senator Demokrat Ron Wyden, usai briefing pekan lalu, menyatakan sedang menyusun rancangan undang-undang terkait masalah ini. Senator Bob Casey menyatakan keprihatinannya yang mendalam atas pelanggaran tersebut, tetapi memperkirakan bahwa Kongres mungkin baru dapat menyelesaikan masalah ini tahun depan.
Secara terpisah, subkomite Perdagangan Senat akan mengadakan dengar pendapat pada Rabu untuk membahas Salt Typhoon, ancaman keamanan terhadap jaringan komunikasi, serta praktik terbaik untuk menangkalnya. Sesi ini akan dihadiri oleh CEO Competitive Carriers Association, Tim Donovan.
BACA JUGA:
Pejabat China sebelumnya telah membantah tuduhan ini, menyebutnya sebagai disinformasi. Mereka menegaskan bahwa Beijing "dengan tegas menentang dan memerangi serangan serta pencurian siber dalam bentuk apa pun."
Kekhawatiran terus meningkat mengenai skala dan cakupan peretasan oleh China terhadap jaringan telekomunikasi AS, serta pertanyaan kapan perusahaan dan pemerintah dapat memastikan keamanan bagi warga Amerika.
"Skala dan kedalaman peretasan China sungguh mencengangkan – fakta bahwa kita membiarkan hal ini terjadi begitu masif dalam setahun terakhir sangat mengerikan," kata Senator Richard Blumenthal.
Pejabat AS sebelumnya menuduh para peretas menargetkan Verizon, AT&T, Lumen, dan lainnya, mencuri rekaman audio panggilan telepon serta sejumlah besar data catatan panggilan.