JAKARTA - Apple pada Minggu 8 Desember mengumumkan rencana ekspansinya di Kerajaan Arab Saudi dengan membuka Apple Online Store pada 2025, diikuti dengan pembukaan toko fisik pada 2026.
Langkah ini melanjutkan investasi Apple di Arab Saudi, setelah sebelumnya membuka akademi pengembang pada 2021. Mulai musim panas 2025, Apple akan menghadirkan Apple Online Store yang memberikan layanan dan dukungan dalam bahasa Arab untuk pertama kalinya.
Setelah peluncuran toko daring, Apple akan membuka beberapa toko fisik, dimulai pada 2026. Salah satu lokasi pertama yang direncanakan adalah di Diriyah, situs warisan dunia UNESCO.
“Kami sangat antusias untuk memperluas kehadiran kami di Arab Saudi dengan peluncuran Apple Store online tahun depan, serta toko flagship pertama kami pada 2026, termasuk toko ikonik di situs luar biasa Diriyah,” kata CEO Apple, Tim Cook.
“Tim kami menantikan untuk mempererat hubungan dengan pelanggan, dan membawa yang terbaik dari Apple untuk membantu orang-orang di negara ini mengeksplorasi minat mereka, membangun bisnis, dan mewujudkan ide-ide besar,” tambahnya.
Ekspansi ini merupakan bagian dari upaya besar Apple di Arab Saudi. Dalam lima tahun terakhir, perusahaan telah menginvestasikan lebih dari 10 miliar SAR (Rp42,1 triliun) di negara tersebut. Selain itu, pendapatan pengembang aplikasi di Arab Saudi melalui App Store meningkat lebih dari 1750% sejak 2019.
Apple juga akan menghadirkan dukungan express transit untuk metro Riyadh yang akan segera diluncurkan, menjadikan Riyadh salah satu dari lebih dari 250 kota yang mendukung fitur tersebut.
BACA JUGA:
Investasi yang dilakukan di Arab Saudi ini tentunya jauh lebih besar dari yang mereka tawarkan untuk Indonesia. Sebelumnya Menteri Investasi RI, Roeslan Roeslani, menyebut bahwa Apple akan memenuhi persyaratan tersebut dengan membangun pabrik baru senilai 1 miliar dolar AS (Rp15,8 triliun). Selain itu, Roeslan juga mengungkapkan rencana peningkatan persentase komponen lokal, meskipun belum menyebutkan angka pasti atau jadwal penerapannya.
Hingga saat ini, Apple belum memberikan pernyataan resmi terkait rencana pembangunan pabrik tersebut. Bahkan, sejak CEO Apple, Tim Cook, menyatakan akan "mempertimbangkan" investasi di Indonesia, belum ada tindak lanjut konkret dari pihak perusahaan.
Sebelumnya, Apple sempat menawarkan investasi simbolis sebesar 10 juta dolar AS untuk mengatasi larangan iPhone 16. Tawaran ini termasuk pemenuhan komitmen investasi sebelumnya. Namun, pemerintah Indonesia menolak tawaran tersebut, bahkan juga menolak proposal lanjutan sebesar 100 juta dolar AS (Rp1,58 triliun) yang diajukan untuk jangka waktu dua tahun.