JAKARTA – Sebuah pengadilan banding federal Amerika Serikat pada Jumat 6 Desember memutuskan untuk mendukung undang-undang yang mengharuskan ByteDance, perusahaan induk TikTok yang berbasis di China, untuk melepas kepemilikannya atas aplikasi video pendek populer ini di Amerika Serikat sebelum awal tahun depan atau menghadapi larangan penuh. Berikut adalah langkah-langkah yang kemungkinan akan diambil TikTok selanjutnya:
TikTok dan induknya, ByteDance, telah menggugat undang-undang tersebut di pengadilan federal, dengan alasan bahwa undang-undang tersebut melanggar kebebasan berbicara. Pada Jumat, panel tiga hakim dari Pengadilan Banding AS untuk Distrik Columbia memutuskan mendukung pemerintah, dengan alasan pertimbangan keamanan nasional terkait China.
TikTok dapat mengajukan banding atas putusan ini ke Mahkamah Agung sebelum larangan berlaku pada 19 Januari 2024. Tahun lalu, TikTok juga mengambil langkah hukum serupa untuk menghentikan larangan aplikasi di negara bagian Montana, di mana pengadilan memberikan perintah sementara untuk menunda larangan tersebut.
Bagaimana Ini Bermula?
Pada Agustus 2020, mantan Presiden Donald Trump mencoba melarang TikTok dan aplikasi lain milik China, WeChat, tetapi upayanya diblokir oleh pengadilan. Pada Juni 2021, Presiden Joe Biden menarik serangkaian perintah eksekutif era Trump yang berusaha melarang unduhan baru WeChat dan TikTok.
Namun, para legislator kemudian meloloskan undang-undang yang memaksa ByteDance untuk melepas TikTok atau menghadapi larangan. Undang-undang tersebut disahkan dengan dukungan besar di Dewan Perwakilan Rakyat dan Senat AS. Ketika Biden menandatangani undang-undang tersebut pada bulan April, sebuah tenggat waktu 270 hari dimulai.
Agar dianggap sebagai pelepasan yang memenuhi syarat, presiden harus memastikan TikTok tidak lagi dikendalikan oleh, dan tidak memiliki hubungan operasional dengan, entitas China mana pun. Jika Biden menyatakan bahwa jalur menuju pelepasan yang memenuhi syarat telah ditemukan, ada bukti kemajuan signifikan menuju penjualan, dan ada perjanjian hukum yang mengikat, ia dapat mengizinkan tambahan waktu 90 hari untuk menyelesaikan kesepakatan tersebut.
Waktu tambahan ini dapat memberikan keputusan akhir kepada Presiden terpilih Donald Trump, yang telah menyatakan bahwa ia tidak akan membiarkan TikTok, yang digunakan oleh 170 juta orang Amerika, dilarang. Namun, setidaknya satu senator mencatat bahwa Trump tidak dapat mengabaikan undang-undang TikTok.
BACA JUGA:
Perusahaan teknologi AS dapat menghadapi denda miliaran dolar jika mereka mengizinkan pengguna mengakses TikTok setelah 19 Januari, bahkan jika Trump mengatakan ia tidak akan menegakkan undang-undang tersebut. Risiko juga bisa datang dari pihak lain yang mungkin mencoba menegakkan undang-undang tersebut.
Apakah TikTok Akan Berubah?
Untuk saat ini, aplikasi TikTok tidak akan berubah bagi pengguna AS hingga 19 Januari 2024.
Apa Kata Pemerintah China?
China memiliki daftar teknologi yang memerlukan persetujuan pemerintah sebelum diekspor. Para ahli mengatakan algoritma rekomendasi TikTok termasuk dalam daftar ini, sehingga membuat pelepasan kepemilikan menjadi sangat sulit bagi ByteDance.
Implikasi Masa Depan
Dengan tenggat waktu yang semakin dekat, ByteDance menghadapi tekanan besar untuk mematuhi undang-undang tersebut atau berisiko kehilangan pasar besar di AS. Jika tidak ada kesepakatan yang dicapai, masa depan TikTok di Amerika Serikat tetap tidak pasti. Sementara itu, pengguna dan komunitas teknologi global terus mengamati bagaimana situasi ini akan berkembang.