JAKARTA – China mengeluarkan peringatan keras akan mengambil "tindakan yang diperlukan" untuk melindungi perusahaan-perusahaan lokal jika Amerika Serikat meningkatkan pembatasan ekspor chip. Hal ini dilakukan, menyusul laporan bahwa pemerintahan Presiden Joe Biden berencana memberlakukan larangan baru pekan ini.
Pekan lalu, Kamar Dagang AS menginformasikan kepada anggotanya melalui email bahwa Gedung Putih sedang mempertimbangkan untuk memasukkan hingga 200 perusahaan chip asal China ke dalam daftar hitam perdagangan. Kebijakan ini akan melarang sebagian besar pemasok AS mengirimkan produk mereka ke perusahaan-perusahaan tersebut.
Juru bicara Kementerian Perdagangan China, He Yadong, dalam konferensi pers pada Kamis, 28 November, menyatakan bahwa China "sangat menentang" langkah AS yang dinilai menyalahgunakan konsep keamanan nasional untuk memperketat kontrol terhadap perusahaan-perusahaan China.
“Langkah-langkah ini secara serius mengganggu tatanan ekonomi dan perdagangan internasional, merusak keamanan industri global, serta menghambat upaya kerja sama antara China dan AS, termasuk dalam industri semikonduktor global,” ujar He Yadong.
Ia juga menambahkan bahwa jika AS bersikeras memperluas langkah kontrolnya, China akan mengambil tindakan tegas untuk melindungi hak dan kepentingan sah dari perusahaan-perusahaan China.
Rencana Pembatasan Baru
Menurut laporan Bloomberg, Gedung Putih tengah mempertimbangkan pembatasan tambahan terkait penjualan peralatan manufaktur semikonduktor dan chip memori AI ke China. Namun, beberapa perusahaan, seperti ChangXin Memory Technologies yang sedang mengembangkan teknologi chip memori AI, dikabarkan tidak akan masuk dalam sanksi baru tersebut.
BACA JUGA:
Rencana ini juga menyasar dua pabrik chip yang dimiliki Semiconductor Manufacturing International Corp. (SMIC), mitra Huawei, serta lebih dari 100 perusahaan China yang memproduksi peralatan manufaktur semikonduktor, bukan chip itu sendiri.
Ancaman Perang Dagang Baru
Presiden Biden dijadwalkan meninggalkan jabatan pada Januari mendatang. Di sisi lain, Presiden terpilih Donald Trump berjanji untuk memberlakukan tarif tambahan sebesar 10% pada semua impor dari China, di luar tarif yang sudah ada saat ini. Trump juga menuduh China tidak cukup serius menghentikan aliran obat-obatan terlarang ke AS melalui Meksiko.
Menanggapi ancaman tarif tersebut, Kementerian Perdagangan China pada Kamis menegaskan bahwa kebijakan tarif tambahan tidak akan menyelesaikan masalah domestik yang dihadapi AS.