JAKARTA – Kesehatan mental merupakan salah satu isu penting yang sedang diperhatikan oleh masyarakat di berbagai belahan dunia. Dengan meningkatnya kebutuhan teknologi, isu ini juga menjadi perdebatan.
Banyak yang percaya bahwa teknologi memiliki dampak negatif bagi kesehatan mental, khususnya bagi anak muda, karena jumlah penderita gangguan kesehatan mental terus meningkat dari tahun ke tahun.
Berdasarkan data Ipsos, kesehatan mental menempati posisi pertama dalam pemeringkatan isu kesehatan. Keluhan mengenai masalah ini meningkat dari 27 persen menjadi 47 persen dalam enam tahun terakhir di 31 negara.
Meski teknologi dianggap sebagai salah satu penyebab tingginya angka penderita kesehatan mental, sejumlah lembaga tetap memanfaatkan media sosial untuk menyuarakan pentingnya pemahaman mengenai isu tersebut.
Misalnya saja Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), yang telah bekerja sama dengan TikTok. Kedua pihak ini memulai kolaborasinya secara global pada September 2024, sementara kolaborasi di Tanah Air baru diresmikan beberapa pekan lalu.
BACA JUGA:
Kemitraan ini dianggap sebagai keputusan yang baik oleh para kreator dan ahli kesehatan yang memanfaatkan TikTok untuk menyebarkan informasi kesehatan, seperti yang disampaikan oleh Agus Prasetyo atau yang akrab dipanggil dr. Pras.
Kepada VOI, dr. Pras mengatakan bahwa TikTok merupakan wadah yang sangat berguna untuk menyuarakan pentingnya isu kesehatan mental.
"Audiens yang melihat atau mendengarkan bisa lebih mengerti lagi," ujarnya.
Pemanfaatan TikTok sebagai media penyuluhan kesehatan mental juga didukung oleh Farhan Zubaedi, dokter sekaligus konten kreator dari jaringan Fides.
Farhan mengatakan bahwa kolaborasi antara lembaga kesehatan dan platform media sosial justru dapat memberikan pemahaman yang valid mengenai isu tersebut.
"Ini kombinasi yang powerful sebenarnya karena TikTok merupakan salah satu platform besar yang bisa digunakan untuk menyuarakan informasi ini. Sementara WHO bisa menyediakan sumber yang valid untuk para content creator," ungkap Farhan.
Eva Alicia, kreator yang terpilih sebagai Mindful Makers, pun memberikan pandangan sama. Sebagai sasaran hiburan generasi muda, Eva meyakini bahan TikTok dapat menjangkau dan mengedukasi lebih banyak orang, khususnya remaja.
"Ini kombinasi yang sangat powerful dan harapan saya adalah semoga pesan-pesan yang beraspirasi, yang kita sampaikan mengenai mental health itu, bisa disampaikan melalui platform TikTok."
"Ini akan jadi salah satu program yang akan sangat berhasil," ujar Eva.