JAKARTA – Meta mengatakan bahwa penipuan di media sosial semakin canggih sehingga mereka berusaha memberantasnya. Salah satu model penipuan yang dianggap cukup berbahaya adalah pig butchering.
Penipuan ini dianggap sangat berbahaya, bahkan mengerikan, karena penjahat di baliknya berusaha membangun hubungan terlebih dahulu dengan para korban. Mereka akan menarik rasa kepercayaan korban, kemudian melakukan manipulasi.
"(penjahat ini akan) membangun hubungan pribadi yang tepercaya secara daring dengan seseorang hanya untuk memanipulasi mereka agar menyetor semakin banyak uang ke dalam skema investasi, sering kali menggunakan mata uang kripto, dan akhirnya kehilangan uang itu," kata Meta dalam laporannya.
Berdasarkan hasil penyelidikan Meta, penipuan ini berjalan secara masif dan penjahatnya menetap secara terorganisir di Asia Tenggara selama pandemi Covid-19. Meski basisnya di Asia, para penipu ini menyasar korban dari berbagai belahan dunia.
Selain menjalin hubungan dengan korbannya, para penipu ini sering kali mengelabui korban dengan iming-iming lowongan pekerjaan yang sangat bagus. Pada akhirnya, para korban ini dipaksa untuk bekerja sebagai penipu daring dan diancam dengan kekerasan fisik.
"Kami menilai bahwa sebagian besar aktivitas pusat penipuan tersebut diatur dengan ketat oleh sindikat kriminal untuk meningkatkan skala operasi mereka," ungkap Meta.
Pig butchering dinilai sebagai model penipuan tercanggih. Menurut data Institut Perdamaian AS, sekitar 300 ribu orang dipaksa untuk menjadi kelompok kriminal dan total kerugiannya mencapai 64 miliar dolar AS (Rp1.018 kuadriliun) per akhir tahun lalu.
Meta berusaha mengatasi jenis penipuan ini dengan fokus pada pusat penipuan yang berada di Kamboja. Seiring berjalannya waktu, kelompok penipu ini bergerak ke beberapa negara lain seperti Laos, Myanmar, dan yang terbaru adalah Uni Emirat Arab.
Jika dilihat dari cara kerjanya, kelompok ini menghubungi banyak orang melalui aplikasi kencan, email, pesan teks, media sosial, hingga aplikasi perpesanan seperti WhatsApp. Para penipu akan memanipulasi korban dan mengarahkan mereka ke aplikasi kripto atau web investasi bodong.
"Target mungkin diperbolehkan menarik sejumlah kecil uang untuk membangun kepercayaan, tetapi begitu mereka mulai meminta 'investasi' mereka kembali atau menjadi jelas bahwa mereka tidak memiliki lebih banyak dana untuk dikirim ke penipu, penipu luar negeri biasanya akan menghilang dengan semua uang tersebut," jelas Meta
Selama dua tahun terakhir, Meta berusaha mengatasi sindikat penipuan ini dengan membentuk tim khusus. Mereka mengikuti kelompok penipu secara global berdasarkan kebijakan Organisasi dan Individu Berbahaya (DOI) dan kebijakan keselamatan perusahaan.
Di tahun ini, Meta telah menghapus lebih dari dua juta akun yang terkait dengan pusat penipuan di Kamboja, Myanmar, Laos, Uni Emirat Arab, dan Filipina. Meta juga aktif mengamati tindakan dan perilaku para penipu dan memperbarui sinyal deteksi otomatis di platformnya.
Hingga saat ini, model penipuan pig butchering belum bisa diatasi sepenuhnya, bahkan kelompoknya masih tersebar. Namun, Meta tetap melakukan berbagai cara untuk melindungi pengguna di platformnya.
"Sebagai bagian dari upaya kami dalam mengatasi ancaman, kami bekerja sama dengan lembaga penegak hukum di seluruh dunia untuk berbagi wawasan tentang bagaimana industri kriminal ini beroperasi dan membantu penegak hukum melindungi masyarakat dari penipuan ini," ungkap Meta.