Bagikan:

JAKARTA - Bitcoin (BTC) mengalami lonjakan harga luar biasa pada sesi perdagangan Asia baru-baru ini, sempat mencapai 89.000 dolar AS (Rp1,37 miliar) sebelum terkoreksi ke 87.000 dolar AS (Rp1,35 miliar). Kenaikan harga ini turut memperpanjang pertumbuhan BTC hingga 32% dalam sepekan. 

Namun, volatilitas tinggi ini mengakibatkan likuidasi besar-besaran sekitar 700 juta dolar AS (Rp10,85 triliun) pada kontrak berjangka, dengan 380 juta dolar AS (Rp5,89 triliun) dari posisi short dan 290 juta dolar AS (Rp4,49 triliun) dari posisi long.

Dogecoin (DOGE) juga turut meroket lebih dari 40%, mencapai Rp6.355 setelah perhatian investor meningkat akibat kedekatan pendukung utamanya, Elon Musk, dengan Presiden AS terpilih, Donald Trump. Kenaikan DOGE ini membawa angin segar bagi para pemegang aset, terutama karena Musk dikenal sering memberi sentimen positif bagi mata uang ini.

Menurut data Coinglass, kontrak berjangka BTC mengalami likuidasi sebesar 200 juta dolar AS (Rp3,1 triliun) pada posisi short, sementara posisi short pada Ethereum (ETH) mencatat kerugian sekitar 40 juta dolar AS (Rp620 miliar). Selain BTC dan DOGE, beberapa aset kripto lain seperti Solana (SOL) dan Aptos (APT) juga merasakan dampak volatilitas pasar, dengan kerugian lebih dari 25 juta dolar AS (Rp387,5 miliar) pada kontrak berjangka masing-masing.

Analis memperkirakan bahwa kemenangan Partai Republik di pemilu AS dapat membawa dampak positif bagi pasar kripto. Mereka memprediksi bahwa kapitalisasi pasar kripto bisa melonjak hingga 10 triliun dolar AS (Rp155.000 triliun) pada akhir 2026, dengan target harga Bitcoin mencapai 100.000 dolar AS (Rp1,55 miliar) di akhir tahun ini. 

Namun, para trader tetap waspada akan kemungkinan koreksi harga, terutama jika BTC menembus level psikologis 90.000 dolar AS (Rp1,395 miliar) yang dapat memicu aksi jual besar-besaran. Saat penulisan harga Bitcoin diperdagangkan di level Rp1,4 miliar per koin berdasarkan data CoinGecko pada pukul 15:48 WIB, Kamis 12 November 2024.