Bagikan:

JAKARTA - Blockchain TON, jaringan layer-1 (L1) yang terintegrasi dengan platform media sosial Telegram, telah mencatat prestasi luar biasa dengan mencapai 100 juta alamat dompet unik yang aktif. Pencapaian ini didorong oleh popularitas game berbasis tap-to-earn di Telegram, yang berhasil menarik minat pengguna untuk berpartisipasi dalam ekosistem blockchain tersebut. Pertumbuhan pesat ini menunjukkan betapa besar potensi dan daya tarik TON di kalangan komunitas digital.

Menurut data dari analis CryptoQuant, TON mengalami lonjakan 95% dalam jumlah pengguna aktif sejak awal tahun 2024. Pada awal tahun, TON hanya memiliki sekitar 4,3 juta pengguna, namun kini jumlahnya telah melonjak hingga lebih dari 100 juta alamat dompet dengan saldo. Peningkatan ini mencerminkan keberhasilan ekosistem blockchain TON dalam menarik pengguna baru dan mempertahankan basis pengguna yang sudah ada.

Keterikatan TON dengan Telegram menjadi salah satu faktor utama di balik pertumbuhan ini. Awalnya, TON dikembangkan oleh Telegram dengan nama Telegram Open Network, namun proyek ini sempat mengalami hambatan dan tidak diintegrasikan ke dalam aplikasi Telegram. Kemudian, tim pengembang baru melanjutkan proyek ini, dan minat Telegram terhadap TON kembali bangkit pada September 2023 ketika mereka meluncurkan dompet kripto berbasis TON, yang memudahkan pengguna untuk bertransaksi dan berpartisipasi dalam berbagai proyek di jaringan tersebut.

Salah satu pendorong utama lonjakan pengguna TON adalah munculnya berbagai game tap-to-earn yang memungkinkan pemain mendapatkan token sebagai imbalan setelah menyelesaikan tugas-tugas tertentu. Game seperti Notcoin menjadi salah satu yang pertama debut di jaringan TON dan langsung menarik jutaan pengguna. Game lainnya, seperti Dogs dan Hamster Kombat, juga turut berkontribusi dalam meningkatkan daya tarik ekosistem ini di kalangan pengguna Telegram.

Kehadiran game-game ini tidak hanya meningkatkan jumlah pengguna, tetapi juga memperkenalkan lebih banyak orang ke dalam dunia kripto melalui ekosistem TON. Analis CryptoQuant mencatat bahwa kemitraan antara Telegram dan TON telah membantu menghubungkan jutaan pengguna Telegram dengan industri kripto, membuka peluang baru bagi pengguna untuk mengeksplorasi teknologi blockchain.

Meskipun jaringan TON mengalami peningkatan jumlah pengguna yang luar biasa, kinerja harga koin aslinya, Toncoin, belum menunjukkan tanda-tanda yang mengesankan. Pada saat penulisan, Toncoin diperdagangkan di harga 5,19 Dolar AS (sekitar Rp79.310), turun 1,4% dalam 24 jam terakhir. Harga tersebut juga 37% lebih rendah dibandingkan dengan harga tertinggi sepanjang masa sebesar 8,24 Dolar AS (sekitar Rp126.000) yang tercapai pada Juni 2024.

Bulan lalu, laporan menunjukkan bahwa sekitar 80% pemegang Toncoin mengalami kerugian akibat penurunan harga yang tajam. Namun, dengan semakin berkembangnya ekosistem TON dan kemungkinan kenaikan harga kripto utama seperti Bitcoin, ada harapan bahwa Toncoin juga akan mengalami peningkatan harga di masa mendatang.