Bagikan:

JAKARTA - Aset kripto menawarkan beragam peluang investasi, namun di balik semua itu, terdapat ancaman nyata berupa scamming atau penipuan kripto yang kian marak belakangan ini. Seiring dengan meningkatnya jumlah pengguna aset digital, para penipu pun semakin kreatif dalam melancarkan berbagai modus untuk memperdaya calon korban. 

Modus penipuan untuk menggondol aset kripto sangat beragam, mulai dari skema investasi palsu hingga manipulasi psikologis yang membuat korban rela menyerahkan aset digital mereka. Dalam konteks ini, penting bagi masyarakat untuk memahami ciri-ciri dan jenis-jenis penipuan kripto yang sering terjadi, guna melindungi diri dari kerugian yang tidak diinginkan.

1. Penipuan Social Engineering

Salah satu modus penipuan yang patut diwaspadai adalah penipuan social engineering. Dalam skema ini, pelaku menggunakan teknik manipulasi psikologis untuk merayu korban agar memberikan informasi rahasia terkait akun kripto mereka. Penipu sering kali menyamar sebagai pihak terpercaya, seperti institusi pemerintah, rekan kerja, atau teman dekat, untuk membangun kepercayaan. 

Dalam kasus yang terjadi pada Februari 2023, Trust Wallet, yang dimiliki oleh Binance, kehilangan sekitar 4 juta dolar AS (Rp60 miliar) akibat serangan social engineering yang dilakukan oleh sindikat kriminal di Roma. Serangan ini berhasil menipu korban yang merupakan pemilik Trust Wallet dari perusahaan metaverse, Webaverse.

2. Phishing

Phishing juga menjadi salah satu modus penipuan yang paling sering digunakan. Pelaku biasanya mengirimkan tautan menuju situs web palsu melalui email, dan meminta korban untuk memasukkan private key dari dompet kripto mereka. Setelah informasi tersebut jatuh ke tangan penipu, seluruh dana di dalam dompet tersebut dapat dicuri dengan mudah.

3. Aplikasi dan Situs Web Bursa Kripto Palsu

Penipu juga sering kali menciptakan aplikasi atau situs web palsu yang mirip dengan platform penukaran kripto yang terpercaya. Korban yang tidak waspada mungkin tanpa sadar memasukkan data pribadi mereka, yang kemudian disalahgunakan oleh penipu untuk mencuri aset kripto. Beberapa aplikasi palsu bahkan sempat masuk ke Google Play dan App Store, sebelum akhirnya dihapus, namun tidak sedikit pengguna yang sudah mengalami kerugian.

4. Skema Investasi dan Pump and Dump

Skema investasi juga banyak dijumpai di dunia kripto. Penipu menjanjikan keuntungan besar dalam waktu singkat dan mendorong korban untuk berinvestasi di aset kripto yang kurang dikenal. Setelah korban membeli dengan harga rendah, penipu akan menjual kepemilikan mereka saat harga naik, sehingga menyebabkan harga jatuh dan korban mengalami kerugian.

Dengan mengenali berbagai modus penipuan ini, publik diharapkan bisa lebih waspada dan melakukan riset sebelum melakukan transaksi kripto. Keamanan aset digital merupakan tanggung jawab individu, namun dengna mengetahui modus penipuan kripto, holder atau investor aset kripto diharapkan dapat meminimalisir risiko yang mungkin terjadi.