JAKARTA – Di tengah situasi geopolitik yang semakin tidak menentu, di mana ketidakstabilan politik di Timur Tengah dan ketidakpastian di Eropa menjadi sorotan. Banyak investor memilih emas dan Bitcoin sebagai aset aman atau safe haven di saat krisis. Lalu manakah yang terbaik? Aset safe haven adalah jenis aset yang dianggap memiliki stabilitas dan nilai yang lebih tinggi selama periode ketidakpastian ekonomi atau krisis.
Sebelumnya, Bitcoin menjadi primadona di kalangan investor. Ini menunjukkan bahwa dalam kondisi ketidakpastian politik dan ekonomi, investor cenderung beralih ke aset yang dianggap lebih stabil.
Jeroen Blockland, pendiri Blokland Smart Multi-Asset Fund, melalui unggahan di platform X mengungkapkan bahwa peningkatan ketegangan geopolitik telah mendorong banyak investor untuk menjual Bitcoin guna berinvestasi dalam emas. Pernyataan ini memicu perdebatan hangat di media sosial, dengan banyak pihak memberikan pendapat mengenai pergeseran ini. Salah satu tokoh yang ikut berkomentar dan mengkritisinya adalah Samson Mow, CEO JAN3com, yang memberikan perspektif baru terhadap fenomena ini.
Imagine trying to hedge against war by selling #Bitcoin to buy paper gold that you can’t move anywhere in the event of actual war. https://t.co/KX6WDaBJiM
— Samson Mow (@Excellion) October 2, 2024
BACA JUGA:
Dari sudut pandang investasi, emas memiliki banyak keuntungan. Sejarah mencatat bahwa di saat terjadi krisis global, investor cenderung mengalihkan dana mereka ke emas untuk melindungi kekayaan. Keunggulan emas terletak pada sifat fisiknya dan nilai yang telah teruji sepanjang waktu. Observasi Blockland bahwa investor beralih dari Bitcoin ke emas menunjukkan bahwa Bitcoin belum cukup matang sebagai aset untuk menantang posisi emas sebagai pilihan investasi yang dapat diandalkan dalam situasi krisis.
Namun, tidak semua investor sepakat dengan strategi ini. Dalam unggahannya, Samson Mow dengan tegas menantang pandangan bahwa investasi emas adalah solusi terbaik. Ia berargumen bahwa dalam kondisi perang yang sebenarnya, emas kertas mungkin tidak berguna karena tidak dapat dipindahkan atau diakses dalam keadaan darurat. Di sisi lain, Bitcoin dengan sifat digitalnya menawarkan kemudahan transfer yang lebih tinggi, bahkan di tengah krisis.
Kesimpulannya, baik emas maupun Bitcoin memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Emas memiliki sejarah stabilitas yang panjang, sementara Bitcoin menawarkan fleksibilitas yang sulit ditandingi oleh komoditas lainnya. Dalam situasi ini, memilih antara keduanya bisa menjadi tantangan tersendiri. Namun, jika investor dapat mengidentifikasi kebutuhan dan tujuan investasi mereka, menentukan pilihan yang tepat seharusnya tidak sulit.