Bagikan:

JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan situasi geopolitik yang memanas antara Iran dan Israel memicu investor mencari aset aman atau safe-haven seperti dolar Amerika Serikat (AS) dan emas.

Adapun, permintaan terhadap aset safe-haven naik di tengah meningkatnya ketegangan di Timur Tengah setelah Iran menembakkan drone dan rudal langsung ke Israel.

"Eskalasi tentu meningkatkan ketidakpastian dan tentu yang harus kita mitigasi adalah beralihnya aset ke safe haven dalam hal ini dolar AS, emas, nikel juga mengalami kenaikan," ujar Airlangga usai acara Halal Bihalal di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Selasa, 16 April.

Airlangga menyampaikan di pasar keuangan dolar index mengalami penguatan terhadap berbagai negara. Selain itu, nilai tukar dan indeks harga saham berbagai negara mengalami pelemahan secara global.

"Namun indonesia relatif dibandingkan peer countries di ASEAN lebih baik. Kemudian juga kita melihat kita perlu menjaga stabilitas pasar keuangan," jelasnya.

Kendati demikian, Airlangga menyampaikan bahwa saat ini pemerintah terus melakukan reformasi struktural untuk menjaga perekonomian salah satunya dengan menjaga capital inflow, sehingga arus modal asing dapat tetap dipertahankan dengan menjaga makroprodensial, perekonomian di tahun ini.

"Tentu kita perlu mau lakukan beberapa kebijakan antara lain bauran fiskal dan moneter, menjaga stabilitas nilai tukar, menjaga APBN, dan memonitor kenaikan logistik dan kenaikan harga minyak," ujarnya.

Menurut Airlangga, Laut Merah dan Selat Hormuz yang terletak di Timur Tengah memiliki peran yang penting, karena Selat Hormuz dilewati sebanyak 33.000 kapal minyak dan Laut Merah itu dilewati sekitar 27.000 kapal barang, dan peningkatan freight cost itu menjadi salah satu hal yang harus dimitigasi.