JAKARTA - CEO Telegram Pavel Durov mengatakan bahwa mereka akan memberikan alamat IP dan nomor telepon kepada otoritas hukum terkait, jika ada permintaan hukum yang sah akan hal tersebut.
Dilaporkan pertama kali oleh Bloomberg, platform perpesanan ini terkenal tidak responsif terhadap permintaan penghapusan dari pemerintah di seluruh dunia, dan sering mengabaikan permintaan informasi tentang pelaku kriminal.
Perubahan kebijakan akan permintaan data ini juga diikuti dengan beberapa perubahan kebijakan layanan, yang diharapkan bisa mempersempit ruang gerak para pelaku kejahatan di platformnya.
Langkah ini dilakukan kurang dari satu bulan setelah penangkapannya di Prancis, di mana Durov menghadapi tuduhan dugaan keterlibatan dalam penyebaran materi pelecehan seksual anak, dan kejahatan lainnya di Telegram.
Jadi, sekarang Telegram mulai menggunakan artificial intelligence (AI) untuk membuat pencarian di Telegram lebih aman. Sehingga, semua konten bermasalah yang kami identifikasi di Search tidak dapat diakses lagi.
Karena, pencarian di Telegram itu bisa dikatakan lebih canggih daripada aplikasi perpesanan lainnya, di mana fitur ini memungkinkan pengguna untuk menemukan saluran publik dan bot.
BACA JUGA:
“Sayangnya, fitur ini telah disalahgunakan oleh orang-orang yang melanggar Ketentuan Layanan kami untuk menjual barang ilegal,” kata Durov dalam saluran broadcast nya di Telegram pada Senin, 23 September.
Durov berharap langkah-langkah ini bisa mencegah para pelaku kejahatan. Karena menurutnya, pencarian Telegram dimaksudkan untuk mencari teman dan menemukan berita, bukan untuk mempromosikan barang-barang ilegal.
“Kami tidak akan membiarkan pelaku kejahatan membahayakan integritas platform kami yang dimiliki oleh hampir satu miliar pengguna,” tutup Durov.