JAKARTA - Pengadilan Brasil memutuskan untuk memblokir akses ke platform media sosial X (sebelumnya dikenal sebagai Twitter) pada 30 Agustus 2024. Keputusan ini telah mengguncang komunitas kripto di Brasil, yang sangat bergantung pada X sebagai sumber informasi utama tentang perkembangan terbaru dalam industri aset digital. Larangan ini tidak hanya mengganggu aliran informasi penting bagi investor kripto, tetapi juga menimbulkan kekhawatiran tentang masa depan regulasi dan inovasi di sektor ini.
X telah menjadi salah satu platform utama bagi pelaku kripto global, termasuk di Brasil. Menurut laporan dari CoinGecko, sekitar 41,7% pengguna kripto global mengandalkan X untuk mendapatkan berita terbaru tentang aset digital. Di Brasil, X adalah platform media sosial kedelapan terpopuler dengan 24,3 juta pengguna pada tahun 2023. Larangan ini memiliki dampak signifikan terhadap komunitas kripto di negara tersebut, yang kini kehilangan akses ke sumber informasi yang sangat penting.
Dikutip dari Crypto News, Jéssica Whitaker, seorang peneliti dan investor kripto di Brasil, menyampaikan kekhawatirannya terhadap dampak keputusan ini. “Banyak profesional di sektor aset digital mengandalkan X untuk menyebarkan informasi tentang regulasi,” katanya. Terutama, perkembangan mengenai aset digital bank sentral Brazil, Drex, kini lebih sulit diakses. Whitaker menambahkan bahwa keterbatasan informasi ini bisa menghambat kemajuan proyek Drex dan memengaruhi daya saing Brasil di pasar global aset digital.
BACA JUGA:
Júnior Sperandio, seorang YouTuber dan anggota komunitas XRP di Brazil, juga merasakan dampak besar dari larangan ini. “X adalah sumber utama informasi saya untuk mengedukasi masyarakat Brasil tentang aset digital,” ujarnya. Sperandio menyayangkan bahwa larangan ini terjadi saat regulasi kripto sedang berkembang pesat di Brazil.
Christiano Silva, seorang peneliti aset digital, mengungkapkan hal serupa. Ia menjelaskan bahwa X adalah pusat utama bagi para profesional dan penggemar sektor keuangan untuk mendapatkan informasi real-time. Kehilangan akses ke X, menurut Silva, telah merugikan pekerjaan dan penelitiannya secara signifikan.
Meskipun banyak yang berharap larangan ini akan segera dicabut, masa depan X di Brasil masih belum jelas. Baru-baru ini, Kantor Kejaksaan Agung Brasil (PGR) mendesak Mahkamah Agung untuk menolak gugatan hukum yang menantang larangan tersebut, dengan alasan bahwa larangan ini tidak melanggar hak kebebasan berbicara. Menurut Silva, kembalinya X ke Brazil sangat bergantung pada keputusan institusi politik di negara tersebut, dan proses ini diperkirakan akan memakan waktu lama.
Dalam situasi ini, beberapa anggota komunitas kripto di Brazil mulai beralih ke platform media sosial desentralisasi sebagai alternatif. Salah satu platform yang mulai naik daun adalah Farcaster, yang diluncurkan pada tahun 2020 oleh mantan alumni Coinbase. Farcaster telah mengalami pertumbuhan pesat dengan peningkatan jumlah pengguna dari 4.318 pada Januari 2024 menjadi 68.485 pada Agustus 2024. Meski sebagian besar penggunanya berada di Eropa, 9% di antaranya berasal dari Amerika Selatan, termasuk Brazil.