JAKARTA - Pengumuman Apple mengenai pembaruan fitur alat bantu dengar di AirPods Pro memicu penurunan nilai saham beberapa merek alat bantu dengar besar.
Perusahaan teknologi asal Cupertino ini telah lama diperkirakan akan menambahkan fitur alat bantu dengar ke AirPods, dan pada acara Senin 9 September, mereka mengungkapkan detail dari inovasi tersebut.
Pembaruan Alat Bantu Dengar AirPods Pro
Apple memperkenalkan tiga pembaruan terkait pendengaran pada AirPods Pro 2:
Kombinasi Noise Cancellation Aktif dan Pasif: Fitur ini melindungi pendengaran pengguna di lingkungan yang bising. Teknologi perlindungan pendengaran ini bekerja dengan mengurangi kebisingan lingkungan tanpa mengorbankan kualitas suara dari apa yang sedang didengarkan pengguna.
Tes Pendengaran Kelas Klinis: Pengguna kini bisa melakukan tes pendengaran di rumah hanya dalam lima menit. Hasil tes ini, yang disimpan di aplikasi Health, memberikan audiogram dan rekomendasi untuk percakapan lebih lanjut dengan profesional kesehatan.
Fitur Alat Bantu Dengar untuk Gangguan Pendengaran Ringan hingga Sedang: Fitur yang paling signifikan ini memungkinkan AirPods Pro 2 menjadi pengganti alat bantu dengar konvensional. Pengguna bisa mengatur profil pendengaran yang dipersonalisasi dari tes pendengaran, yang otomatis diaplikasikan pada semua aktivitas mendengarkan, seperti musik dan panggilan telepon.
BACA JUGA:
Penurunan Saham Perusahaan Alat Bantu Dengar
Pengumuman ini mempengaruhi saham beberapa perusahaan besar alat bantu dengar, seperti Amplifon, Demant, GN Store Nord, dan Sonova Holding. Dengan harga AirPods Pro 2 yang hanya 249 dolar AS (Rp3,8 juta), jauh lebih murah dibandingkan alat bantu dengar konvensional yang dapat mencapai ribuan dolar, tak heran jika pasar bereaksi negatif terhadap berita ini.
Meskipun AirPods Pro 2 mungkin tidak cocok untuk penderita gangguan pendengaran berat, perangkat ini memenuhi kebutuhan banyak orang, terutama mereka yang tidak ingin terlihat menggunakan alat bantu dengar yang diasosiasikan dengan usia lanjut.