Bagikan:

JAKARTA - Baru-baru ini, pakar keamanan siber Kaspersky telah mendeteksi lonjakan signifikan terhadap aktivitas penipuan, yang memanfaatkan masa-masa menjelang masuk sekolah dengan meluncurkan kampanye phishing.

Dalam penipuan ini, Kaspersky menemukan bahwa penipu semakin marak menggunakan skema formulir. Bahkan, mereka berhasil mengidentifikasi serangan phishing yang menggunakan kuesioner palsu untuk menargetkan siswa di Universitas Neumann di AS.

Dalam salah satu skema tersebut, korban menerima sebuah pemberitahuan yang mengklaim bahwa mereka menggunakan dua email sekolah Microsoft yang berbeda di berbagai portal universitas.

Untuk mencegah akun Office 365 mereka dinonaktifkan, mereka diminta untuk menyelesaikan survei yang memerlukan detail sensitif seperti nama, nomor telepon, email universitas, dan kata sandi akun mereka.

Selain itu, jenis penipuan lain yang diungkap Kaspersky adalah penipuan yang berkedok hadiah palsu yang menjanjikan siswa kesempatan untuk memenangkan berbagai gadget canggih untuk sekolah.

Dalam penipuan ini, penipu akan meminta korban untuk memberikan informasi pribadi dan diinstruksikan untuk memberikan informasi pribadi dan menunjukkan model laptop pilihan mereka.

Selain itu, korban juga diminta untuk membagikan tautan ke halaman undian berhadiah tersebut ke 15 kontak mereka melalui WhatsApp.

Setelah korban memenangkan undian, mereka akan diminta membayar sejumlah uang untuk pengiriman barang. Permintaan pembayaran inilah yang ternyata penipuan.

“Penipuan ini tidak hanya sekadar pencurian data langsung, tetapi juga dapat mengakibatkan konsekuensi yang lebih serius dan jangka panjang," demikian peringatan Olga Svistunova, pakar keamanan di Kaspersky dalam keterangan tertulisnya.

Karena menurut Olga, jika penyerang memperoleh akses ke informasi sekolah swasta, seperti jadwal kelas, informasi tersebut dapat dimanfaatkan untuk doxing, penguntitan, perundungan siber, atau bahkan pencurian identitas.