JAKARTA - Milyader sekaligus filantropi Bill Gates mengungkapkan keinginannya untuk menjadi Presiden Amerika Serikat (AS). Hal tersebut dimaksudkannya dalam upaya untuk memutus mata rantai pandemi COVID-19 di negeri Paman Sam itu.
Gates menyampaikan keinginannya itu dalam wawancara live streaming bersama kurator media TED, Chris Anderson. Menurutnya bila dirinya jadi presiden, bukan tidak mungkin Gates akan mengambil langkah cepat untuk mengisolasi Amerika atau dalam istilah lainnya lockdown untuk waktu yang tidak ditentukan.
"Pesan yang jelas bahwa kita tidak punya pilihan untuk mempertahankan isolasi ini dan itu akan terus berlangsung untuk jangka waktu tertentu. Dalam kasus China, itu seperti enam minggu, jadi kami harus mempersiapkan diri untuk itu dan melakukannya dengan sangat baik," ungkap Bill Gates kepada kurator media TED, Chris Anderson.
Menurut Gates, jika kita melakukan isolasi dengan baik, dalam waktu sekitar 20 hari, kita akan melihat angka-angka dari kasus COVID-19 benar-benar berubah atau turun secara drastis. Dan inilah yang seharusnya diharapkan.
Sebagai presiden, Gates juga akan menekankan, “Ini tidak akan mudah. Kami membutuhkan penyampaian pesan yang jelas dan tegas."
We’re live with @BillGates, Microsoft co-founder, philanthropist and TED speaker, to talk about the healthcare systems in dire need of fixing. Join us on Facebook now: https://t.co/AuCsud4czS #TEDConnects
— TED Talks (@TEDTalks) March 24, 2020
Berdasarkan data pemantauan oleh New York Times, saat ini ada 179 juta orang di 18 negara bagian, 31 kabupaten dan 13 kota sedang didesak untuk tetap di rumah oleh pemerintah AS. Namun negara paman sam itu belum memberlakukan lockdown atau isolasi hingga hari ini.
Sedangkan menurut laporan Coronavirus Resource Center dari Johns Hopkins University, jumlah kasus baru di AS masih akan terus meningkat. Sebagai perbandingan, China dan Korea Selatan telah menunjukkan kurva yang rata, seperti yang ditunjukkan pada grafik. Artinya, penyebaran COVID-19 di negara tersebut telah berkurang drastis.
Dalam berbicara mengenai hal itu, pemilik Bill dan Melinda Gates Foundation ini memiliki pengalaman yang signifikan dalam memerangi penyakit menular termasuk malaria, HIV dan polio.
Namun sepertinya, Gates telah mencibir Presiden AS Donald Trump saat mengumumkan bahwa ia ingin bisnis di Amerika dibuka kembali pada saat Paskah yakni 12 April.
“Amerika akan kembali, dan segera, akan terbuka untuk bisnis segera, jauh lebih cepat dari tiga atau empat bulan yang seseorang sarankan. Kita tidak bisa membiarkan penyembuhannya lebih buruk daripada masalah itu sendiri. Kita bisa melakukan dua hal sekaligus," ungkap Trump dalam jumpa pers beberapa hari lalu seperti dikutip dari CNBC Internasional.
BACA JUGA:
Di sisi lain, para ahli medis tidak menyetujui apa yang dikatakan Trump, mereka mengatakan terlalu dini untuk membuka kembali bisnis dan sekolah. Tentu saja keputusan Trump ini dapat memiliki konsekuensi yang merugikan bagi penyebaran pandemi COVID-19.
“Jelas Trump tidak berakar pada kenyataannya,” jelas anggota dewan dari Infectious Diseases Society of America dan anggota staf di Lurie Children’s Hospital of Chicago, Dr. Tina Tan.
Tak luput, Gates juga menekankan saat dalam situasi ini, pemerintah seharusnya memprioritaskan total kesehatan manusia daripada uang dan masalah ekonomi negara.
“Sangat tragis bahwa dampak ekonomi ini sangat dramatis. Tidak ada yang seperti ini yang pernah terjadi pada perekonomian di masa hidup kita. Tapi uang, Anda tahu membawa ekonomi kembali dan menghasilkan uang, itu lebih merupakan hal yang dapat dibalik daripada membawa orang hidup kembali. Dan jadi kita akan mengambil rasa sakit dalam dimensi ekonomi, rasa sakit yang sangat besar untuk meminimalkan rasa sakit pada penyakit dan dimensi kematian," tegas Gates.