Bagikan:

JAKARTA - Meningginya angka pasien positif COVID-19 di Amerika Serikat (AS) membuat banyak orang panik dan khawatir. Bagaimana tidak, jika selama ini China menjadi urutan teratas akan kasus COVID-19, kini dilaporkan AS menjadi negara dengan paling banyak kasus COVID-19.

Setidaknya terdapat 142.178 kasus COVID-19 di AS yang terkonfirmasi dengan 2.484 kematian dan 4.559 yang berhasil sembuh. Jumlah pasien ini diperkirakan akan terus bertambah. 

Jika semua orang merasa kaget dengan wabah virus ini, namun tidak dengan Bill Gates. CEO Microsoft ini telah memprediksikannya sejak 2015. Gates saat itu mengambil pelajaran dari kasus Ebola 2014 di Afrika Barat dan mengatakan bahwa AS dan negara-negara lain di dunia tidak akan siap menghadapi pandemi yang akan menimpa. 

"Jika ada yang membunuh lebih dari 10 juta orang dalam beberapa dekade mendatang, kemungkinan besar itu adalah virus yang sangat menular daripada perang. Bukan rudal, tapi mikroba," kata Gates pada 2015. 

Kini lima tahun berselang, Bill Gates kembali lagi buka suara terkait virus. Dalam wawancaranya dengan CNN, Bill Gates kembali memperingatkan bahwa 'tidak ada lagi jalan tengah' dalam perang menghadapi COVID-19.

Gates juga menyarankan upaya terkoordinasi untuk secara efektif untuk mematikan kegiatan sehari-hari di seluruh AS untuk menghentikan penyebaran COVID-19 untuk meminimalkan jangka panjang dampak ekonomi.

Bill Gates mendorong pemerintah AS untuk melakukan langkah-langkah yang jauh dengan koordinasi yang lebih lama dan terkendali untuk secara efektif membalikkan penyebaran penyakit. 

“Kita telah memasuki masa sulit, jika kita melakukannya dengan benar, kita hanya perlu melakukannya sekali, selama enam hingga 10 minggu. Namun itu harus seluruh negeri,” kata Gates. 

"Kita juga harus meningkatkan tingkat pengujian dan memprioritaskan pengujian itu secara dramatis untuk memastikan kita tidak melewatkan satu penghentian pun sehingga kita melihat dapat melihat permasalahan medis dan benar-benar menghentikannya sebelum terdapat jumlah kematian yang lebih besar," tambah Gates. 

Wawancara dengan Bill Gates terjadi setelah beberapa jam jumlah kasus COVID-19 yang dikonfirmasi di AS berjumlah lebih dari 81.000, melampaui setiap negara lain di dunia, termasuk China, di mana wabah dimulai. 

Gates juga mengomentari sebuah pernyataan dari Presiden AS Donald Trump yang mengatakan bahwa AS akan kembali seperti semula pada April. Hal tersebut sesuatu yang mustahil apalagi angka COVID-19 di AS terus meningkat. Oleh sebab itu, isolasi yang hanya dilakukan di wilayah kuranglah efektif. 

"Pendekatan penutupan ini tidak bisa hanya dari negara ke negara, tetapi dalam skala nasional," tambah Gates. 

Gates juga mengakui adanya harga yang mahal dalam keputusan menutup negara secara penuh, tetapi selain itu tidak ada lagi alternatif terbaik. 

"Kemudian kita akan mendapatkan masalah ekonomi yang membuat Anda ingin meminimalkan waktu (waktu lockdown). Negara harus melakukan hal-hal yang berbeda atau jika tetap berpikir Anda dapat melakukannya per daerah, itu tidak akan berhasil. Kasus-kasus akan tumbuh secara eksponensial jika penutupan (lockdown) tidak dilakukan secara serius," katanya

"Pada dasarnya seluruh negara bagian perlu melakukan apa yang dilakukan oleh China, di mana mereka memiliki infeksi ini," ujar Gates.