Bagikan:

JAKARTA - Tron, jaringan blockchain yang digagas oleh Justin Sun, mencatatkan pendapatan harian tertinggi sepanjang sejarahnya sebesar 3,84 juta dolar AS (Rp61,44 miliar) berkat peluncuran platform pembuat memecoin, SunPump. 

Pencapaian ini menjadikan Tron sebagai pemimpin dalam pendapatan harian, mengungguli dua raksasa blockchain lainnya, Ethereum dan Solana, yang masing-masing hanya membukukan 1,36 juta dolar AS (Rp21,76 miliar) dan 541.000 dolar AS (Rp8,656 miliar).

SunPump, platform yang memungkinkan pengguna untuk menciptakan dan meluncurkan memecoin di jaringan Tron, langsung mendapat sambutan hangat sejak diluncurkan. Berdasarkan data dari Dune Analytics, SunPump berhasil menghasilkan lebih dari 8,4 juta TRX, atau sekitar 1,39 juta dolar AS (Rp22,24 miliar), sejak pertama kali diperkenalkan.

Puncak aktivitas platform ini terjadi pada 20 Agustus 2024, ketika SunPump mencatatkan pendapatan harian tertinggi sebesar 2,78 juta TRX, setara dengan 400.000 dolar AS (Rp6,4 miliar). Pada hari yang sama, lebih dari 6.000 memecoin diluncurkan melalui SunPump, menambah total memecoin di jaringan Tron menjadi sekitar 20.883.

Strategi agresif Justin Sun dalam mempromosikan Tron sebagai pemimpin di sektor memecoin terbukti berhasil. Ia menekankan bahwa likuiditas stablecoin yang kuat di Tron, yang sebagian besar didorong oleh Tether (USDT), memberikan keunggulan kompetitif bagi jaringan ini. Dengan total suplai stablecoin sebesar 60 miliar dolar AS (Rp960 triliun), Tron memiliki potensi besar untuk menciptakan memecoin bernilai miliaran dolar.

Keuntungan dari platform ini tidak hanya dirasakan oleh Tron, tetapi juga oleh para investor awal di beberapa memecoin yang diluncurkan. Firma analisis blockchain, Arkham Intelligence, melaporkan bahwa seorang trader meraup keuntungan belum direalisasi sebesar 20 juta dolar AS (Rp320 miliar) hanya dalam enam hari setelah membeli 104,33 juta token SUNDOG seharga 1.690 dolar AS (Rp27,04 juta). 

Trader tersebut telah menjual sebagian tokennya senilai 1,08 juta (dolar AS Rp17,28 miliar) dan masih memiliki sisa token senilai 19,52 juta dolar AS (Rp312,32 miliar) yang tersebar di tujuh alamat berbeda.