JAKARTA - Berbagai cara telah dilakukan seluruh dunia untuk menangani wabah penyakit COVID-19. Salah satu upayanya dengan membuat vaksin, untuk mengobati para pasien yang terinfeksi virus corona.
Agar bisa merampungkan ramuan obat untuk vaksin corona dengan cepat, para raksasa teknologi dan lembaga ilmiah Amerika Serikat (AS) bekerja sama dalam satu proyek besar. Mereka bahkan menggunakan teknologi supercomputer sebanyak 16 unit untuk menemukan racikan vaksin yang tepat untuk COVID-19.
Menurut laporan Insidehpc, Gedung Putih mengajak sejumlah perusahaan teknologi untuk ikut dalam proyek ini, beberapa di antaranya ada IBM, Amazon, Badan Antariksa NASA, Google, dan Microsoft. Sementara dari perguruan tinggi yakni Massachusetts Institute Technology (MIT) dan Rensselaer Polytechnic Institute (RPI).
Thank you to the @NASA workforce for all the great questions submitted for this week’s virtual Ask the Administrator focused on our response to COVID-19. You can watch the full video here: https://t.co/LOvufUzfHk
— Jim Bridenstine (@JimBridenstine) March 25, 2020
Setidaknya dari 16 unit superkomputer tersebut dibekali 775.000 inti prosesor dan 34.000 kartu grafis. Dengan ini, perangkat tersebut memiliki kemampuan komputasi sebesar 330.000 teraflops.
Proyek konsorsium ini akan dipimpin oleh IBM, White House Office of Science and Technology Policy, dan Departemen Energi AS. Menurut Administrator NASA Jim Bridenstine, proyek supercomputer ini dapat menjadi harapan bagi semua orang di dunia untuk segera menemukan obat yang tepat bagi wabah COVID-19.
"Saya bangga bahwa NASA, bia meminjamkan keahlian supercomputernya untuk membantu dalam perang global melawan COVID-19. Selama lebih dari enam dekade agensi telah menggunakan keahliannya untuk menghadapi tantangan yang menguntungkan orang di seluruh dunia dengan cara yang tidak terduga," kata Bridenstine dalam sebuah pernyataan di Twitter.
Nantinya, NASA akan memanfaatkan divisi sains Bumi untuk mengoperasikan supercomputer itu. Para peneliti juga akan memasukkan data satelit, yang digunakan sebagai model pencitraan dari iklim bumi selama wabah virus corona.
Para peneliti yang bekerja pada proyek konsorsium ini diharapkan bisa mempercepat perhitungan yang diperlukan untuk memperlambat dan menghasilkan vaksin pandemi COVID-19 di AS maupun membantu secara global.
"Amerika bersatu untuk melawan COVID-19, dan itu berarti melepaskan kapasitas penuh supercomputer kelas dunia kami untuk secara cepat memajukan penelitian ilmiah untuk perawatan dan vaksin," ujar Kepala Pejabat Teknologi AS, Michael Kratsios.