Bagikan:

JAKARTA - Di tengah ketidakpastian pasar kripto, para pemegang Bitcoin jangka panjang kembali melakukan akumulasi BTC. Data terbaru dari platform analitik blockchain, Glassnode, mengungkapkan bahwa dalam beberapa bulan terakhir, terjadi lonjakan signifikan dalam akumulasi Bitcoin oleh pemegang jangka panjang. Hal ini bukan hanya menandai tren baru di pasar, tetapi juga menunjukkan kekuatan fundamental dari Bitcoin itu sendiri.

Menurut analisis terbaru dari Glassnode, para pemegang Bitcoin jangka panjang—yakni alamat-alamat yang menyimpan Bitcoin selama setidaknya 155 hari—telah mengakumulasi lebih dari 22 miliar dolar AS (Rp352 triliun) dalam tiga bulan terakhir. 

Jumlah ini setara dengan lebih dari 374.000 BTC yang telah berpindah status menjadi milik pemegang jangka panjang. Lonjakan akumulasi ini menandakan bahwa para investor mulai kembali mengadopsi strategi "HODL" (Hold On for Dear Life), yakni menahan Bitcoin mereka dengan harapan adanya kenaikan harga yang signifikan di masa mendatang.

Glassnode juga mencatat bahwa metrik penting, yakni Accumulation Trend Score (ATS), menunjukkan adanya perubahan perilaku pasar menuju akumulasi yang lebih dominan. Nilai ATS mencapai angka maksimal 1.0 dalam sebulan terakhir, mengindikasikan bahwa terdapat akumulasi signifikan di seluruh pasar. 

Kondisi ini semakin memperkuat keyakinan bahwa tren akumulasi Bitcoin oleh pemegang jangka panjang bukanlah fenomena sementara, melainkan tanda dari kekuatan dasar yang tengah tumbuh dalam pasar Bitcoin.

Selain itu, data tersebut juga mengisyaratkan bahwa meski kondisi pasar saat ini penuh tantangan, para pemegang jangka panjang tetap konsisten dalam keyakinan mereka terhadap potensi Bitcoin. 

Tidak ada tanda-tanda penjualan panik di tengah penurunan harga terbesar dalam siklus ini, yang menunjukkan tingkat ketahanan dan kesabaran investor yang cukup tinggi. Bahkan, sejumlah besar kekayaan jaringan Bitcoin kini berada di tangan kelompok investor ini, menandakan potensi untuk mencapai harga tertinggi sepanjang masa (ATH) baru di masa mendatang.

Pada saat penulisan, harga Bitcoin berada di angka 58.979 dolar AS (Rp943.664.000), turun hampir 3% dalam 24 jam terakhir. Namun, dengan akumulasi yang terus meningkat di kalangan pemegang jangka panjang, ada harapan bahwa Bitcoin akan kembali menguat dan mungkin melampaui ATH sebelumnya.