Bagikan:

JAKARTA - Pasar kripto kembali mengalami gejolak signifikan pada hari Minggu, dengan nilai Bitcoin (BTC) turun di bawah ambang batas psikologis 60.000 Dolar AS (Rp955 juta) dan menyentuh titik terendah 58.315 Dolar AS (Rp928 juta). Penurunan ini menjadi bagian dari tren yang lebih luas di pasar kripto, di mana nilai total pasar turun sebesar 3,18% dalam 24 jam terakhir, mengurangi kapitalisasi pasarnya menjadi 2,06 triliun Dolar AS (Rp32,7 kuadriliun).

Penurunan harga ini juga menandai kerugian 13,9% bagi Bitcoin dalam dua minggu terakhir, menunjukkan bahwa pasar kripto tengah menghadapi tekanan jual yang signifikan. Tidak hanya Bitcoin, Ethereum (ETH) dan sejumlah kripto utama lainnya juga mengalami penurunan. ETH, misalnya, turun ke harga 2.540 Dolar AS (Rp40 juta) setelah sebelumnya mencapai 2.720 Dolar AS (Rp43 juta).

Yang menjadi sorotan utama dari penurunan ini adalah dampak besar pada pasar derivatif kripto. Berdasarkan data dari coinglass.com, sebanyak 54.744 trader mengalami likuidasi, dengan total nilai mencapai 132,49 juta Dolar AS (Rp2,1 triliun). Dari jumlah tersebut, 102,33 juta Dolar AS (Rp 1,6 triliun) berasal dari posisi long, dengan Bitcoin menyumbang 25,95 juta Dolar AS (Rp413 miliar) dari total kerugian. Ethereum juga menyumbang kerugian yang signifikan, dengan posisi long-nya yang terlikuidasi mencapai 22,84 juta Dolar AS (Rp363 miliar).

Fenomena likuidasi massal ini menggambarkan betapa volatilnya pasar kripto, terutama di tengah sentimen pasar yang tidak stabil. Likuidasi terbesar terjadi di bursa Okx, di mana satu transaksi Ethereum menyebabkan kerugian sebesar 2,17 juta Dolar AS (Rp34 miliar).

Para pengamat pasar memperingatkan bahwa volatilitas ini bisa terus berlanjut, mengingat tekanan jual yang meningkat dan sentimen pasar yang cenderung negatif. Dalam kondisi seperti ini, para investor dan trader diingatkan untuk berhati-hati dalam mengambil posisi, mengingat risiko yang tinggi dan potensi kerugian besar yang bisa terjadi dalam waktu singkat.