Bagikan:

JAKARTA – Administrasi Antariksa Nasional Korea (KASA), lembaga yang baru didirikan pada Mei lalu, menjelaskan tentang rencana dan strateginya dalam mengembangkan sektor antariksa di negara tersebut.

Disampaikan di Sidang Ilmiah Komite Penelitian Luar Angkasa (COSPAR), Administrator KASA Yoon Young-bin mengatakan bahwa Korea memerlukan badan antariksa khusus untuk mengatur dan memperluas kegiatan di luar angkasa. Oleh karena itu, KASA didirikan.

"Tahun ini menandai tonggak penting dalam sejarah pengembangan luar angkasa Korea dengan didirikannya KASA," kata Young-bin, dikutip dari Spacenews. "(pemerintah) menanggapi opini publik dan mengakui perlunya badan pemerintah khusus."

Selama mengatur kebutuhan antariksa nasional dan menjalin kerja sama internasional, KASA akan fokus pada perekonomian antariksa. KASA juga akan fokus dalam mengembangkan transportasi antariksa, satelit, eksplorasi antariksa, dan penerbangan.

Rencananya, KASA akan mendaratkan robot penjelajah ke Bulan pada tahun 2032 dan ke Mars pada tahun 2045. Selain itu, KASA juga akan melanjutkan pengembangan roket Nuri atau KSLV yang sebelumnya dikembangkan oleh Korea Aerospace Research Institute (KARI).

Di sisi lain, Wakil Administrator KASA Lee John menjelaskan bahwa seluruh rencana KASA akan didukung dana tambahan dari pemerintah Korea. Awalnya, pemerintah menyisihkan dana sebesar 1 triliun won (Rp11,6 triliun) untuk sektor antariksa.

Namun, dengan berdirinya KASA, dana ini diproyeksikan meningkat hingga 50 persen pada tahun 2027. Seluruh dana ini akan difokuskan untuk berbagai misi antariksa, termasuk pengamatan Matahari dari titik Lagrange L4, sekitar 60 derajat di depan Bumi.

Mereka akan meluncurkan wahana antariksa untuk mengamati aktivitas Matahari, khususnya semburan Matahari, di orbit yang belum pernah diusulkan oleh badan antariksa dari negara lain. Wahana ini akan mempelajari berbagai gangguan yang timbul akibat Matahari.