Bagikan:

JAKARTA - Pembuat ChatGPT, OpenAI, berencana untuk memblokir akses ke teknologi yang digunakan untuk membangun produk kecerdasan buatan (AI) bagi entitas di China dan beberapa negara lainnya. Hal ini  dilaporkan oleh sebuah surat kabar milik negara China pada  Selasa, 25 Juni.

Meskipun ChatGPT tidak tersedia di daratan China, banyak startup China mampu mengakses platform antarmuka pemrograman aplikasi (API) OpenAI dan menggunakannya untuk membangun aplikasi mereka sendiri, seperti dilaporkan oleh Securities Times.

Laporan tersebut menambahkan bahwa sejak Senin malam, pengguna platform dari China telah menerima email peringatan bahwa mereka berada di "wilayah yang saat ini tidak didukung oleh OpenAI" dan bahwa langkah-langkah tambahan untuk memblokir lalu lintas API dari beberapa wilayah akan diambil mulai 9 Juli.

Dalam setahun terakhir, banyak perusahaan China telah merilis chatbot yang didukung oleh model AI mereka sendiri. Langkah ini merupakan respons terhadap larangan penggunaan teknologi OpenAI, menunjukkan kemampuan teknologi lokal untuk bersaing dalam inovasi AI global.

Perkembangan ini menyoroti ketegangan yang meningkat dalam bidang teknologi antara China dan negara-negara Barat, serta dampaknya terhadap perusahaan-perusahaan yang bergantung pada teknologi AI global. Kebijakan baru ini kemungkinan akan memaksa lebih banyak entitas di China untuk mengembangkan dan meningkatkan teknologi AI mereka sendiri, guna mengurangi ketergantungan pada penyedia teknologi dari luar negeri.

OpenAI belum memberikan komentar resmi terkait laporan ini. Namun, langkah ini mencerminkan strategi perusahaan untuk mematuhi kebijakan ekspor teknologi dan menjaga keamanan serta integritas platformnya di tengah meningkatnya kekhawatiran tentang penggunaan teknologi AI di beberapa wilayah.