Bagikan:

JAKARTA - Ryan Selkis, pendiri dan CEO Messari, sebuah firma intelijen pasar aset kripto, menuduh Martin Shkreli, yang dikenal sebagai “Pharma Bro”, bekerja dengan badan federal untuk merusak kampanye Donald Trump melalui token DJT. Tuduhan ini telah memicu perdebatan sengit di media sosial antara kedua tokoh tersebut.

Selkis menuduh Shkreli bersekongkol dengan badan federal untuk menjalankan operasi “sting” guna merusak upaya kampanye mantan presiden Donald Trump. Selkis mengklaim bahwa Shkreli menggunakan token DJT, yang dikaitkan dengan Donald Trump, untuk merusak reputasi kampanye Trump. Ia juga menuduh Shkreli berpura-pura berteman dengan Barron Trump, putra bungsu Trump, untuk memperkuat operasinya.

Dikutip dari Bitcoin.com News, Selkis mengatakan, “Anda berpura-pura berteman dengan Barron Trump untuk merusak kampanye dengan sebuah operasi.”

BACA JUGA:


Shkreli dengan cepat menolak tuduhan ini. Ia menyatakan bahwa Selkis hanya paranoid dan terlalu banyak menonton film. “Tenang saja, semua orang menertawakan Anda yang mulai kehilangan kendali. Tidak ada yang mencoba membunuh Anda, Ryan. Anda bertemu dengan POTUS seperti 20 juta orang lainnya,” ujar Shkreli.

Shkreli juga menambahkan bahwa ia menciptakan DJT dengan melibatkan Barron Trump, meskipun tidak ada pernyataan publik yang mengkonfirmasi klaim tersebut dari pihak keluarga Trump. Sumber-sumber dekat yang tidak disebutkan namanya dilaporkan telah membantah adanya hubungan antara keluarga Trump dan token DJT.

Meskipun perdebatan sengit ini, harga DJT tidak terpengaruh secara signifikan. Saat artikel ini ditulis, DJT diperdagangkan sekitar 0,015 Dolar AS (sekitar Rp246,38) dengan kapitalisasi pasar lebih dari 150 juta Dolar AS (sekitar Rp2,4 triliun).

Tuduhan Selkis mencerminkan kekhawatiran yang lebih besar tentang bagaimana aktor-aktor di dunia kripto dapat mempengaruhi politik. Dengan menggunakan token seperti DJT, ada potensi manipulasi yang dapat merusak kampanye politik atau reputasi individu. Selkis menegaskan bahwa tindakannya didorong oleh niat untuk melindungi kampanye Trump dari pengaruh buruk seperti Shkreli, yang ia sebut sebagai “sketchy.”