Bagikan:

JAKARTA - Konsorsium sekutu NATO telah mengonfirmasi gelombang pertama perusahaan yang mendapatkan pendanaan sebagai bagian dari dana inovasi senilai satu miliar euro (Rp17,5 triliun) yang dimiliki kelompok tersebut.

Aliansi ini meluncurkan dana tersebut pada musim panas 2022, beberapa bulan setelah invasi Rusia ke Ukraina, dengan janji untuk berinvestasi dalam teknologi yang akan meningkatkan pertahanan mereka. Dana ini didukung oleh 24 dari 32 negara anggota NATO, termasuk Finlandia dan Swedia yang bergabung dengan aliansi tersebut awal tahun ini.

Pada  Selasa, 18 Juni, NATO Innovation Fund (NIF) mengonfirmasi bahwa pihaknya telah langsung berinvestasi dalam empat perusahaan teknologi Eropa, yang menurut mereka akan membantu mengatasi tantangan dalam bidang pertahanan, keamanan, dan ketahanan.

Badan ini telah mengalokasikan pendanaan untuk Fractile, sebuah perusahaan pembuat chip komputer berbasis di London yang bertujuan untuk membuat model bahasa besar (LLM) seperti yang mendukung ChatGPT berjalan lebih cepat, serta ARX Robotics dari Jerman, yang merancang robot tanpa awak dengan berbagai fungsi mulai dari pengangkatan berat hingga pengawasan.

Dua startup lainnya adalah produsen Inggris iCOMAT, yang membuat bahan yang lebih ringan untuk kendaraan, dan Space Forge, sebuah perusahaan asal Wales yang memanfaatkan kondisi luar angkasa – seperti mikrogravitasi dan kondisi vakum – untuk membangun semikonduktor di orbit.

"Mengakses teknologi strategis adalah kunci untuk menjamin masa depan yang aman dan sejahtera bagi satu miliar warga aliansi," kata Andrea Traversone, mitra pengelola dana tersebut.

Dana ini juga telah bermitra dengan perusahaan modal ventura Alpine Space Ventures, OTB Ventures, Join Capital, dan Vsquared Ventures untuk mendukung investasi lebih lanjut dalam teknologi mendalam di benua Eropa.