Bagikan:

JAKARTA - Raksasa teknologi Microsoft mengumumkan bahwa mereka tidak akan merilis fitur Recall (pratinjau) di PC Copilot+ kepada masyarakat luas pada minggu depan.

Pengumuman ini dibagikan dalam sebuah postingan blog terbaru, menyusul kekhawatiran tentang privasi dan keamanan. Meskipun demikian, Recall masih akan tetap diluncurkan, meskipun hanya melalui Windows Insider Program atau WIP pada 18 Juni.

Microsoft juga mengatakan rencananya untuk membuat fitur AI tersebut tersedia di semua Copilot+ PC segera setelah mereka menerima umpan balik melalui WIP.

“Kami menyesuaikan model rilis Recall untuk memanfaatkan keahlian komunitas Windows Insider guna memastikan pengalaman tersebut memenuhi standar tinggi kami dalam hal kualitas dan keamanan,” kata Microsoft dalam postingan blognya.

PC Copilot+ merupakan PC Windows terbaru Microsoft yang diluncurkan pertama kali pada 20 Mei, untuk memberikan kinerja yang lebih baik dan semua pengalaman AI baru dan membantu pengguna lebih produktif dan kreatif.

Namun sejak itu, melansir The Verge pendukung privasi dan pakar keamanan telah memperingatkan bahwa Recall dapat menjadi “bencana” bagi keamanan siber jika tidak ada perubahan.

Karena itu, Microsoft menghadirkan tiga pembaruan. Pertama, Microsoft memberikan pilihan yang lebih jelas kepada pengguna dalam menyimpan snapshot menggunakan Recall. Jadi, jika Anda tidak mengaktifkannya secara manual, maka fitur ini akan dinonaktifkan.

Kedua, Microsoft mengatakan bahwa pendaftaran Windows Hello diperlukan untuk mengaktifkan Recall. Selain itu, bukti kehadiran juga diperlukan untuk melihat timeline Anda dan mencari di Recall.

Terakhir, Microsoft juga menambahkan lapisan perlindungan data tambahan oleh Windows Hello Enhanced Sign-in Security (ESS), sehingga snapshot Recall hanya akan didekripsi dan dapat diakses ketika pengguna mengautentikasi.

Keputusan Microsoft untuk menunda peluncuran Recall secara luas terjadi tepat setelah wakil ketua dan presiden Brad Smith bersaksi di depan Komite Keamanan Dalam Negeri DPR.

Smith mengatakan bahwa Microsoft menempatkan keamanan di atas segalanya, sebagai bagian dari Secure Future Initiative (SFI).

“Hal ini bahkan lebih penting daripada upaya perusahaan dalam bidang kecerdasan buatan,” kata Smith.