Bagikan:

JAKARTA - Laporan terbaru dari NTT DATA, perusahaan infrastruktur dan layanan TI global terdepan,  menunjukkan perusahaan secara global 80 mengakui bahwa teknologi yang usang menghambat kemajuan perusahaan dan upaya inovasi.

Bahkan, laporan yang berjudul “Lifecycle Management Report”  ini menyebut bahwa 93 persen dari para eksekutif tingkat C-suite di wilayah Asia Pasifik (APAC) meyakini, infrastruktur warisan secara signifikan menghambat kegesitan bisnis mereka.

Maka dari itu, diperlukan lifecycle management. Sayangnya, modernisasi yang cepat, serta penyebaran model konsumsi teknologi yang diiringi dengan ekosistem pemasok yang semakin rumit, membuat banyak organisasi sulit memelihara infrastruktur teknologi mereka secara memadai. 

Infrastructure lifecycles adalah bagian penting dari proses manajemen TI. Hal ini karena lifecycle yang efektif dapat menghasilkan manfaat bisnis yang besar mulai dari peningkatan efisiensi hingga mendorong inovasi yang lebih besar,” kata Gary Middleton, Vice President of Networking GTM at NTT DATA, Inc. 

Masalah semakin bertambah, di mana laporan menemukan bahwa lebih dari dua pertiga (69 persen) dari perangkat keras yang saat ini aktif di wilayah APAC tidak akan lagi didukung pada tahun 2027.

Menurut laporan tersebut, hanya 59 persen korporasi di APAC yang mampu sepenuhnya menyelaraskan pendekatan teknologi mereka dengan kebutuhan strategi bisnis. Sementara itu, 71 persen aset jaringan perusahaan di APAC sebagian besar sudah tua atau usang. 

“Namun, lifecycle management yang tidak efisien juga dapat menjadi penghambat operasional, serta menimbulkan banyak risiko terhadap keamanan dan kelangsungan usaha,” tambah Gary. 

Pola lifecycle yang tidak selaras dapat mengakibatkan tingkat cakupan yang tidak memadai, pembaruan yang memakan banyak tenaga kerja, perpanjangan waktu penyelesaian insiden, pelanggaran keamanan, dan bahkan pelanggaran lisensi serta masalah kepatuhan yang mahal.