Bagikan:

JAKARTA - Peter Schiff, tokoh terkemuka dan pendukung emas, memberikan peringatan serius kepada para investor Bitcoin. Melalui akun media sosialnya, Schiff menyatakan bahwa kepercayaan pada produk exchange-traded fund (ETF) Bitcoin sebagai penyelamat pasar kripto adalah sebuah kesalahan. Menurutnya, pembeli institusional dari ETF Bitcoin tidak akan cukup kuat untuk menstabilkan pasar yang volatil ini.

Schiff berpendapat bahwa kehadiran pembeli ETF hanya akan menambah ketidakstabilan pasar kripto. Ia meyakini bahwa pembeli ETF, yang pada akhirnya akan menjadi penjual, berbeda dengan pembeli spot yang memiliki niat untuk memegang Bitcoin jangka panjang sebagai pengganti mata uang fiat.

Harga Bitcoin hari ini mengalami penurunan drastis, mencapai titik terendah intraday di 66.207 Dolar AS (sekitar Rp1,078 miliar), dengan penurunan lebih dari 5% dari nilai sebelumnya. Pada pekan sebelumnya, Bitcoin tidak berhasil menembus level 72.000 Dolar AS (sekitar Rp1,17 miliar) meskipun ada dorongan beli yang signifikan setelah rilis data pekerjaan AS yang positif.

BACA JUGA:


Laporan dari U.Today menyebutkan bahwa ETF Bitcoin spot berbasis di AS mengalami arus masuk terbesar kedua pada hari Selasa yang lalu. Namun, tren positif selama 19 hari berturut-turut kini telah terhenti. Produk ETF tersebut mengalami arus keluar hampir 65 juta Dolar AS (sekitar Rp1,05 triliun). BlackRock’s IBIT hanya mencatat arus masuk moderat sebesar 6,3 juta Dolar AS (sekitar Rp102 miliar), yang tidak cukup untuk menstabilkan pasar.

Volatilitas Bitcoin diperkirakan akan meningkat menjelang rilis laporan indeks harga konsumen (CPI) AS untuk bulan Mei. Laporan inflasi yang sangat ditunggu-tunggu ini akan memberikan indikasi penting tentang kebijakan moneter Federal Reserve yang akan datang. Angka inflasi yang lebih tinggi dari yang diharapkan dapat memberikan tekanan bearish pada Bitcoin.

Federal Reserve juga dijadwalkan untuk mengumumkan keputusan suku bunga mereka pada hari yang sama. Meskipun demikian, pasar tidak mengharapkan adanya gejolak tambahan karena suku bunga diperkirakan akan tetap stabil.