Bagikan:

Jakarta - Penggunaan kecerdasan buatan (AI) dapat menghemat waktu kerja penasihat keuangan Morgan Stanley antara 10 hingga 15 jam per minggu. Hal ini dikatakan  CEO bank tersebut, Ted Pick, kepada para investor pada sebuah konferensi, Senin 10 Juni.

"Ini berpotensi benar-benar mengubah permainan," ujar Pick, seraya menambahkan bahwa alat bank yang dapat mentranskripsi dan memasukkan catatan dari pertemuan klien ke dalam database dapat meningkatkan produktivitas penasihat.

"AI juga dapat membantu penasihat menyempurnakan topik pembahasan dengan klien kaya dan menyesuaikan produk investasi sesuai dengan kebutuhan mereka," tambahnya.

Tahun lalu, Reuters melaporkan bahwa Morgan Stanley sedang menguji chatbot AI generatif yang dikembangkan bersama OpenAI.

Pick memperkirakan suku bunga tinggi di AS akan terus berlanjut, sejalan dengan pandangan rekan-rekannya Jamie Dimon dari JPMorgan Chase dan David Solomon dari Goldman Sachs.

"Ini bagus untuk bisnis - kami akan terus mencetak tiket," katanya, dengan menyediakan platform perdagangan, membuat pasar atau membantu klien melakukan lindung nilai dalam kondisi perdagangan yang volatil.

Bank ini berencana untuk meningkatkan pinjaman kepada klien berpenghasilan tinggi melalui produk-produk canggih seperti pinjaman terstruktur. "Saat simpanan terus bertambah, pinjaman dan pinjaman yang disesuaikan akan meningkat," katanya.

Secara terpisah, Pick mengatakan Morgan Stanley akan mempertahankan dividen yang "sakral", sementara mencatat bahwa pembelian kembali saham akan tergantung pada harga saham. "Saya adalah orang yang menyukai dividen," katanya.  Saham bank ini telah naik lebih dari 12% dalam setahun terakhir, salah satunya berkat AI.