Bagikan:

JAKARTA - Menteri Keuangan AS, Janet Yellen, memperingatkan bahwa penggunaan kecerdasan buatan (AI) dalam sektor keuangan dapat mengurangi biaya transaksi tetapi JUGA membawa "risiko signifikan." Hal itu ia sampaikan dalam pidato  pada  Kamis, 5 Juni.

Dalam pidato kepada Dewan Pengawas Stabilitas Keuangan dan konferensi AI di Brookings Institution, Yellen menyatakan bahwa risiko terkait AI telah menjadi agenda utama dewan pengawas regulasi.

"Kerentanan khusus mungkin muncul dari kompleksitas dan ketidaktransparanan model AI, kerangka manajemen risiko yang tidak memadai untuk memperhitungkan risiko AI, dan interkoneksi yang muncul karena banyak pelaku pasar bergantung pada data dan model yang sama," kata Yellen dalam kutipan tersebut.

Dia juga mencatat bahwa konsentrasi di antara vendor yang mengembangkan model AI dan yang menyediakan data serta layanan cloud juga dapat memperkenalkan risiko yang dapat memperkuat risiko penyedia layanan pihak ketiga yang sudah ada.

"Data yang tidak memadai atau cacat juga dapat memperpetuasi atau memperkenalkan bias baru dalam pengambilan keputusan keuangan," tambah Yellen.

Namun, dalam pidato di konferensi tentang AI dan stabilitas keuangan, Yellen mengakui manfaat AI dalam otomatisasi layanan pelanggan, peningkatan efisiensi, deteksi penipuan, dan melawan keuangan ilegal.

"Perkembangan dalam pemrosesan bahasa alami, pengenalan gambar, dan generatif AI, misalnya, menciptakan peluang baru untuk membuat layanan keuangan lebih murah dan lebih mudah diakses," kata Yellen dalam pidatonya.

Dia menambahkan bahwa Departemen Keuangan juga secara rutin berkomunikasi dengan regulator keuangan tentang upaya terkait AI mereka, termasuk memanfaatkan teknologi untuk mengurangi risiko keuangan ilegal, termasuk pencucian uang, pendanaan teroris, dan penghindaran sanksi. "Departemen Keuangan AS menggunakan alat AI di Internal Revenue Service untuk meningkatkan deteksi penipuan," tambahnya.

"FSOC, yang dipimpin oleh Departemen Keuangan dan mencakup Federal Reserve serta regulator keuangan utama lainnya, akan melanjutkan upayanya untuk memantau dampak AI pada stabilitas keuangan, memfasilitasi pertukaran informasi, dan mempromosikan dialog di antara regulator keuangan," kata Yellen.

Dewan juga akan terus mendukung upaya untuk membangun kapasitas pengawasan dan menggunakan analisis skenario untuk lebih memahami risiko dan peluang.

"Mengingat seberapa cepat teknologi AI berkembang, dengan kasus penggunaan potensial yang cepat berkembang untuk perusahaan keuangan dan pelaku pasar, analisis skenario dapat membantu regulator dan perusahaan mengidentifikasi potensi kerentanan di masa depan dan memberi tahu apa yang dapat kita lakukan untuk meningkatkan ketahanan," kata Yellen.