Bagikan:

JAKARTA -Helen Toner, seorang mantan anggota dewan OpenAI, mengungkapkan fakta mengejutkan tentang keberadaan ChatGPT, yang baru diketahui oleh dewan setelah melihatnya di Twitter, kini platform X. Hal ini diungkapkan dalam sebuah wawancara di podcast "The Ted AI Show" yang disiarkan pada Selasa, 28 Mei.

Toner memberikan penjelasan detail pertama tentang latar belakang di balik pemecatan CEO OpenAI, Sam Altman, yang dramatis pada bulan November lalu. Ia melukiskan Altman sebagai seorang eksekutif manipulatif yang menciptakan "atmosfer beracun".

Salah satu faktor yang memicu pemecatan Altman adalah laporan dari dua eksekutif OpenAI tentang kasus "pelecehan psikologis" kepada dewan. Menurut Toner, laporan tersebut sangat serius sehingga mereka bahkan mengirimkan bukti berupa tangkapan layar dan dokumentasi.

Altman belum memberikan tanggapan atas permintaan komentar, sementara OpenAI merujuk pada pernyataan Bret Taylor, ketua dewan saat ini, yang menyatakan bahwa telah dilakukan tinjauan terhadap peristiwa tersebut.

Altman kembali ke OpenAI hanya empat hari setelah dipecat, setelah hampir seluruh staf perusahaan mengancam akan keluar kecuali dewan mengundurkan diri dan memulihkannya.

Dalam podcast tersebut, Toner mengungkapkan bahwa kembalinya Altman dengan cepat disebabkan oleh kekhawatiran karyawan bahwa perusahaan akan runtuh tanpa kehadirannya. Selain itu, ada ketakutan akan pembalasan dari Altman jika mereka tidak mendukungnya.

OpenAI, yang didukung oleh Microsoft, mencetuskan tren kecerdasan buatan generatif dengan peluncuran chatbot ChatGPT pada tahun 2022.