JAKARTA - Sebuah penelitian mengungkapkan fakta bila rotasi bumi pernah melambat selama hampir setengah jam, dalam 70 juta tahun terakhir. Hal ini menjadikan penghitungan waktu di Bumi tidak sampai 24 jam tepat dalam sehari.
Melansir Cosmos Magazine, hal itu berhasil diungkap para peneliti setelah mempelajari pita pertumbuhan dalam fosil moluska (kerang) yang hidup sebelum dinosaurus punah. Hasilnya para ilmuwan meyakini jika setiap lapisan pada cangkang kerang itu mewakili satu lapisan waktu.
"Sedikit sebanding dengan cincin pohon," ungkap Niels de Winter, seorang ahli paleoklimatologi di Vrije Universiteit Brussel, Brussels, Belgia, yang juga penulis utama makalah dalam jurnal Paleoceanography dan Paleoclimatology, Kamis, 18 Maret.
Sebagai perbandingan pada cincin pohon menjadi salah satu cara untuk mengukur usia tanaman yang tumbuh dalam satu masa waktu. Para tim peneliti pun kemudian memeriksa komposisi terkecil dalam skala mikron untuk mengetahui usia dari cangkang itu.
BACA JUGA:
Dalam setiap lapisannya, para peneliti menghitung waktu pertumbuhan cangkang kerang dalam satu harinya. Berdasarkan perhitungan abstraknya, kerang dapat memperpanjang usia pertumbuhannya dalam sembilan tahun.
"Ini memungkinan kita untuk mengukur bagaimana komposisi kerang berubah selama periode waktu yang singkat dan belajar tentang perubahan yang sangat cepat di lingkungan cangkang itu. Dari itu kita bisa menghitung jumlah hari dalam satu tahun, karena kita juga bisa melihat siklus musiman," imbuh de Winter.
Dari penelitian tersebut, mereka menemukan bahwa 70 juta tahun lalu, ada 372 hari dalam setahun. Bukan 365 dan seperempat hari seperti saat ini. Dengan demikian, ada perbedaan 23 menit per hari pada saat itu.
Berdasarkan temuan ini, tidak hanya membantu menjelaskan kondisi iklim pada zaman purba. Tetapi juga evolusi astronomi dari Bulan, yang pergerakannya secara perlahan menjauhi Bumi. De Winter mengatakan, hasil penelitian itu mendukung pemahaman para astronom tentang bagaimana sistem Bumi dan Bulan berevolusi.
Perhitungan hari di Bumi secara perlahan memanjang ketika Bulan berangsur-angsur menjauh dari Bumi. Saat ini, menurut dia, Badan Antariksa NASA telah mengukur tingkat di mana Bulan menyusut 3,8 sentimeter per tahun. Akan tetapi, hal itu tidak selalu terjadi.
"Evolusi jarak Bumi-Bulan pasti lebih kompleks. Namun, kita tidak tahu persis bagaimana caranya. Jenis pengukuran ini membantu para astronom membuat model yang lebih baik tentang bagaimana sistem Bumi dan Bulan berperilaku sejak saat pembentukan Bulan," jelas De Winter.
Hasil dari seluruh penelitian ini mengungkapkan bahwa mereka dapat mempelajari perubahan dalam lingkungan pada skala yang sangat tinggi. Dengan kata lain, penelitian tersebut bisa digunakan tidak hanya melihat bagaimana iklim kuno, tetapi juga perubahan cuaca sehari-hari.