JAKARTA - Kementerian Komunikasi dan Informatika mengaku, saat ini mereka masih dalam tahap diskusi dengan banyak stakeholder untuk menentukan insentif yang cocok untuk penyelenggara layanan telekomunikasi atau operator seluler.
Kendati demikian, Direktur Jenderal Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika, Kementerian Komunikasi dan Informatika, Ismail akan memastikan insentif ini bisa menguntungkan tidak hanya opsel, tetapi juga masyarakat.
"Apa bentuknya, itu memang sedang kita diskusikan. Yang pasti kita, syaratnya bahwa insentif itu impactnya bisa dirasakan langsung oleh masyarakat. Kita bukan memberikan insentif buat operator, tapi memberikan insentif melalui operator untuk kebutuhan masyarakat," kata Ismail pada Jumat, 17 Mei di Jakarta.
Ismail juga menegaskan bahwa adanya insentif adalah agar semua pihak bisa mendapatkan kemudahan,mulai dari pembayaran. Sehingga nantinya, masyarakat bisa menikmati dengan harga yang masih bisa dijangkau.
BACA JUGA:
"Maka kita harus pastikan itu, apa bentuknya, yang mana bisa dinikmati masyarakat setelah anda mendapat "fasilitas" dari pemerintah. itu yang terus kami diskusikan dengan operator, diskusinya sudah panjang dan kami sudah mendapat banyak usulan dari operator," sambungnya.
Dengan demikian, masyarakat-masyarakat yang ada di pelosok yang sebelumnya tidak mendapat sinyal bisa mendapat sinyal. Kemudian, kualitas jaringan juga membaik. "Yang tadinya download speednya cuma 20 mbps bisa naik jadi 30 atau 40," tutur Ismail.
Namun, Ismail tidak dapat memastikan kapan kebijakan terkait insentif ini bisa dirilis. Yang pasti, Kominfo menargetkan untuk merilisnya tahun ini."Kita sedang kerja keras untuk menyelesaikannya."