JAKARTA - Setelah menghadapi tekanan selama akhir pekan lalu, pada Selasa, 14 Mei pukul 08:00 WIB Bitcoin (BTC) bertengger di angka 62.795 dolar AS (Rp1,012 milar), melonjak 2,86 persen selama 24 jam terakhir.
Financial Expert Ajaib Kripto Panji Yudha melihat, kenaikan Bitcoin ini telah berdampak positif ke altcoin khususnya memecoin seperti, PEPE +16,65 persen, FLOKI +12,82 persen, serta DOGE, BOME, dan BONK yang mengalami kenaikan di atas 7 persen dalam periode 24 jam terakhir.
Selain itu, minggu ini, Panji mengatakan bahwa investor akan menghadapi serangkaian data ekonomi, yang diperkirakan akan menjadi katalis penggerak utama untuk pasar kripto saat ini.
Pada Selasa, 14 mei, Amerika Serikat akan merilis data Indeks Harga Produsen (PPI) sementara sehari kemudian pada hari Rabu, 15 Mei, mereka akan merilis Indeks Harga Konsumen (CPI).
BACA JUGA:
“Jika data yang rilis sesuai atau lebih rendah dari perkiraan akan memicu optimisme yang potensi mendorong Bitcoin naik diatas 65.000 dolar AS (Rp1,048 miliar), sementara jika data muncul di atas ekspektasi pasar berpotensi kembali akan membawa Bitcoin turun di ke kisaran 56.000 -57.000 dolar AS (Rp903-919 juta),” ujar Panji.
Panji melanjutkan, di mana saat ini trader juga sangat responsif dan sensitif terhadap pidato Jerome Powell, khususnya ketika pernyataan terkait keputusan kebijakan yang ingin diambil oleh The Fed.
“Secara keseluruhan, investor tidak memperkirakan penurunan suku bunga pada pertemuan Fed berikutnya di bulan Juni. Fokus sekarang tertuju pada bulan September untuk penurunan suku bunga pertama pada tahun 2024,” tuturnya.