JAKARTA - Ilmuwan telah mengamati seekor orangutan liar yang menggunakan obat untuk merawat lukanya sendiri yang menjadi sebuah kejadian langka pertama di dunia.
Seekor orangutan Sumatera, yang diberi nama Rakus, terlihat mengunyah daun tanaman obat, menciptakan bubur, dan mengoleskan zat tersebut pada luka di dekat matanya.
Peneliti melihat langsung Rakus dengan luka di wajah pada 22 Juni 2022. Dua hari kemudian, ia mengunyah daun dan menyebarkan pasta tersebut ke luka. Pada sekitar dua bulan kemudian, pada 25 Agustus 2022, Rakus hampir tidak menunjukkan tanda-tanda pernah terluka.
Bukan hanya ilmuwan yang kagum bahwa orangutan mengetahui bahwa tanaman itu memiliki kekuatan penyembuhan, tetapi juga belum pernah sebelumnya terlihat seekor kera mengobati luka sendiri.
Setelah dua bulan, luka tersebut sembuh dan wajah orangutan menunjukkan sedikit tanda bahwa ia pernah terluka.
Observasi mengejutkan ini dilakukan di Taman Nasional Gunung Leuser di Aceh Selatan, Indonesia pada musim panas lalu.
Peneliti telah mempelajari Rakus sejak pertama kali melihatnya pada tahun 2009, tetapi baru pada 22 Juni 2022 mereka melihat bahwa ia telah mengalami cedera pada wajahnya.
Sementara itu tidak diketahui bagaimana luka tersebut terjadi, tim mencatat bahwa orangutan jantan sering kali mengalami cedera seperti itu dalam pertarungan dengan jantan dominan lainnya.
Setelah melihat Rakus mengobati dirinya sendiri, peneliti kembali tiga hari kemudian dan menemukan Rakus makan daun dari tanaman yang lokal sebut Akar Kuning (nama ilmiahnya Fibraurea tinctoria).
Hal itu sudah luar biasa, karena orangutan hampir tidak pernah makan tanaman itu.
Manusia telah lama menggunakan Akar Kuning untuk mengobati berbagai penyakit termasuk diabetes, disentri, dan malaria. Namun belum pernah sebelumnya mereka melihat seekor kera menggunakannya.
Tim mengamati Rakus mengunyah daun selama sekitar 13 menit, lalu mengumpulkan bubur dengan jarinya dan meletakkannya di sekitar matanya hingga luka tertutup sepenuhnya. Dan selama setengah jam berikutnya, Rakus makan daun dari tanaman itu. Hari berikutnya, ia menghabiskan beberapa menit lagi makan daun tersebut.
Peneliti mengamati beberapa hari setelahnya, untuk melihat apakah infeksi akan muncul dari luka tersebut - tetapi tidak ada yang terjadi.
Pada 30 Juni, hanya delapan hari setelah kera itu mengobati dirinya sendiri, luka itu sudah tertutup.
“Pada 19 Juli 2022, luka tersebut tampaknya telah sembuh sepenuhnya dan hanya tersisa bekas luka yang samar,” tulis tim dalam studi mereka yang diterbitkan dalam jurnal Scientific Reports.
BACA JUGA:
Peneliti mengambil gambar selama masa penyembuhan luka, tetapi sayangnya mereka tidak berhasil mendokumentasikan proses ketika Rakus mengoleskan daun pada luka.
Ilmuwan telah melihat orangutan melakukan pengobatan sendiri sebelumnya, tetapi tidak pernah dengan cara seperti ini. Misalnya, orangutan dengan parasit usus terkadang akan memakan daun dari tanaman obat yang dikenal memiliki sifat anti-parasit.
Seekor orangutan muda dengan luka parah pernah terlihat memakan jahe liar, tanaman yang digunakan oleh masyarakat setempat untuk mengobati peradangan dan melawan infeksi.
Mereka memperkirakan bahwa Rakus lahir pada akhir 1980-an, sehingga sekarang berusia sekitar pertengahan 30-an.
Orangutan jantan dapat hidup hingga 58 tahun di alam liar, tetapi rata-rata umur mereka lebih dekat ke 40 tahun.
“Menurut pengetahuan kami, studi ini adalah dokumentasi sistematis pertama dari pengobatan luka aktif yang diduga menggunakan zat tanaman biologis aktif pada kera besar dan spesies non-manusia lainnya,” tulis penulis studi tersebut.