Bagikan:

JAKARTA - Pandemi virus corona secara global, membuat sejumlah negara melakukan lockdown atau penguncian wilayahnya untuk sementara waktu. Langkah ini diklaim bisa menekan penyebaran COVID-19. 

China dan Italia menjadi negara pertama yang mengunci kota-kotanya dari aktivitas luar. Langkah tegas ini diberlakukan untuk menekan kontaminasi dan penyebaran COVID-19.

Penutupan tempat wisata dan pusat keramaian juga telah dilakukan. Pemerintah juga meminta warganya untuk mengurangi aktivitas di luar rumah, seperti bekerja maupun sekolah selama kebijakan lockdown diberlakukan.

Meski terkesan menakutkan, karena tidak adanya aktivitas masyarakat di luar rumah. Nyatanya kegiatan ini mampu mengurangi angka polusi cukup drastis, sehingga udara di Kota-kota sekitar China dan Italia menjadi lebih bersih.

Tingkat polusi di China menurun drastis (dok. NASA)

Hal ini diungkapkan oleh Badan Antariksa Eropa (ESA) dan NASA dengan menggunakan data yang dikumpulkan oleh satelit Copernicus Sentinel-5P. Melansir laman Space, Copernicus Sentinel-5P berfungsi mengawasi polusi udara di atmosfer. 

Satelit ini memperlihatkan kondisi udara di Italia dan China yang tampak bebas dari emisi, ketika dilihat dari ruang angkasa. Penurunan emisi nitrogen oksida (NO2) terjadi sepanjang dua setengah bulan pertama di 2020.

“Ini adalah pertama kalinya saya melihat penurunan dramatis pada area luas untuk acara tertentu,” ujar seorang peneliti kualitas udara di Goddard Space Flight Center NASA, Fei Liu dalam keterangan resminya yang dikutip dari NASA Gov.

Penurunan drastis polusi di China (dok. NASA)

Biasanya kota seperti China memiliki tingkat polusi NO2 yang cukup tinggi dibanding negara lain. Namun sejak virus corona mewabah, tepatnya di awal perayaan Tahun Baru Imlek, tingkat polusi di Negeri Tirai Bambu itu tiba-tiba menurun drastis.

Begitu pula dengan negara Italia yang telah dipaksa untuk mengambil tindakan dramatis sedemikian rupa sehingga emisi negara itu telah berubah total, seperti yang terlihat dari luar angkasa.

Dalam citra terbaru yang diproduksi oleh European Space Agency (ESA), menampilkan penurunan tajam dari tingkat emisi NO2. Penurunan angka polusi di negara itu terjadi seiring diberlakukannya lockdown guna menekan penyebaran COVID-19. 

"Meskipun mungkin ada sedikit variasi dalam data karena tutupan awan dan perubahan cuaca, kami sangat yakin bahwa pengurangan emisi yang dapat kita lihat bertepatan dengan penguncian di Italia menyebabkan lebih sedikit lalu lintas dan kegiatan industri," terang Kepala Misi di ESA, Claus Zehner.

Para peneliti meyakini semakin banyak orang yang tinggal di rumah, emisi nitrogen dioksida akan berkurang dengan cukup drastis. Udara yang lebih bersih diharapkan akan memberikan sedikit kelegaan dalam mengatasi virus corona.

Sebab polusi nitrogen dioksida atau gas buangan sejatinya dapat mempengaruhi sirkulasi udara dan mempersulit orang untuk bernapas. Polusi NO2 juga bereaksi dengan bahan kimia lain untuk menciptakan jelaga, kabut asap, dan hujan asam.