JAKARTA – Terbatasnya pasokan Bitcoin menunjukkan potensi pertumbuhan yang signifikan di masa mendatang. Samson Mow, CEO Pixelmatic, dalam wawancara dengan "What Bitcoin Did," mengungkapkan keyakinannya bahwa Bitcoin dapat menembus angka 1 juta dolar AS (sekitar Rp15 miliar) dalam waktu dekat, mungkin bahkan sebelum tahun 2025 berakhir.
Mow menyoroti ketidakseimbangan antara permintaan dan pasokan Bitcoin sebagai faktor utama di balik prediksinya. Dengan ETF yang menyerap hingga 4.000 Bitcoin harian, dan bursa yang hanya menyimpan sekitar 2,2 juta Bitcoin, ia memprediksi bahwa pasokan Bitcoin yang tersedia akan segera terkuras.
Dilansir dari CryptoBriefing, konsep "efek Veblen" yang diperkenalkan Mow menunjukkan bahwa nilai Bitcoin yang meningkat akan membuatnya lebih diinginkan. Ia berpendapat bahwa ketika Bitcoin mencapai kapitalisasi pasar yang setara dengan emas, diperkirakan antara 450.000 hingga 500.000 dolar AS (sekitar Rp7.057 triliun hingga Rp7.842 triliun) per koin, aset kripto ini akan memulai proses mendemonetisasi emas.
BACA JUGA:
Mow percaya bahwa narasi media akan mendukung transisi dari emas ke Bitcoin, terutama karena minat institusional yang tinggi terhadap Bitcoin. Lembaga keuangan besar dan perusahaan telah mulai menambahkan Bitcoin ke neraca keuangan mereka, menandakan tingkat kepercayaan yang belum pernah terjadi sebelumnya pada aset kripto ini.
Halving Bitcoin yang dijadwalkan berikutnya, yang akan memotong imbalan pertambangan menjadi setengah dan membatasi pasokan lebih lanjut, diperkirakan akan memberikan dorongan harga yang signifikan.
Dengan pengalaman Mow yang luas di industri kripto dan perannya yang terdahulu di Blockstream, pandangannya mendapatkan bobot tambahan di tengah ketidakpastian ekonomi global dan ancaman inflasi fiat.