Bagikan:

JAKARTA - Coinbase Global Inc., bursa kripto terbesar di AS, mengalami gangguan teknis lagi yang membuat saldo akun beberapa investor menjadi nol. Ini merupakan kejadian kedua dalam kurun waktu kurang dari seminggu yang menimpa bursa tersebut.

Coinbase mengatakan bahwa gangguan ini terjadi pada 5 Maret, ketika harga Bitcoin sedang mendekati rekor tertinggi sepanjang masa di 69.000 dolar AS (Rp 1,08 miliar). Namun, perusahaan menegaskan bahwa masalah ini hanya bersifat sementara dan tidak mempengaruhi aset investor yang sebenarnya.

"Kami menyadari bahwa sebagian kecil pengguna melihat saldo nol di akun mereka. Ini adalah masalah tampilan dan kami sedang bekerja untuk memperbaikinya. Aset Anda tetap aman dan tidak terpengaruh," kata Coinbase dalam sebuah tweet.

Coinbase kemudian memberikan pembaruan bahwa masalah tampilan telah diselesaikan dan layanan telah pulih normal. Perusahaan juga meminta maaf atas ketidaknyamanan yang ditimbulkan oleh gangguan ini.

Coinbase berada di bawah pengawasan otoritas keuangan AS, Departemen Layanan Keuangan Negara Bagian New York (NYDFS), yang terus berkomunikasi dengan bursa tersebut untuk memastikan bahwa tidak ada kerugian atau kerentanan yang dialami oleh konsumen atau institusi.

Coinbase Tidak Sendirian, Bursa Kripto Lain Juga Rentan

Gangguan teknis di Coinbase bukanlah hal yang baru. Pada 22 Februari, bursa tersebut juga mengalami masalah serupa yang membuat saldo akun investor menjadi nol atau negatif. Coinbase mengatakan bahwa masalah tersebut disebabkan oleh kesalahan dalam sistem pembayaran pihak ketiga yang digunakan oleh bursa tersebut.

Coinbase tidak sendirian dalam menghadapi gangguan teknis. Bursa kripto lain seperti Binance, Kraken, Bitfinex, dan lainnya juga sering mengalami masalah serupa, terutama ketika pasar kripto mengalami volatilitas tinggi.

Salah satu faktor yang menyebabkan gangguan teknis adalah lonjakan aktivitas perdagangan yang melebihi kapasitas infrastruktur bursa. Minggu lalu, Coinbase mengatakan bahwa lalu lintas di platformnya meningkat lebih dari 10 kali lipat dari volume normal.

Untuk mengantisipasi volatilitas pasar, beberapa bursa kripto telah berupaya untuk meningkatkan kinerja dan stabilitas sistem mereka. Misalnya, Crypto.com dan Bitstamp telah menerapkan proses yang dapat diskalakan untuk menangani lonjakan lalu lintas.

David Schwed, COO Halborn, sebuah perusahaan yang bergerak di bidang keamanan blockchain, mengatakan bahwa gangguan teknis di bursa kripto menunjukkan bahwa infrastruktur pasar kripto masih perlu berkembang untuk menyesuaikan diri dengan permintaan dan volume yang terus meningkat.