Bagikan:

JAKARTA - Pada tahun 2027, pasar drone sipil global diperkirakan akan tumbuh menjadi 21,62 miliar dolar AS (Rp339 triliun), hampir dua kali lipat dari tahun 2023. 

Oleh karena itu, terdapat peningkatan kebutuhan untuk melindungi fasilitas komersial, infrastruktur penting, dan acara publik dari drone yang melakukan perekaman video tanpa izin atau bahkan spionase industri. 

Menjawab tantangan tersebut, Kaspersky meningkatkan solusi Antidrone dengan teknologi tercanggih, termasuk algoritma AI dan jaringan saraf. 

“Dalam rilis terbaru, kami telah mengoptimalkan banyak fungsi penting dalam perangkat lunak dan memecahkan masalah positif palsu,” kata Alexander Gorbunov, Manajer Pengembangan Bisnis Internasional Kaspersky Antidrone. 

Adapun beberapa pembaruan tersebut diantaranya adalah:

Pengelompokan acara

Antarmuka Kaspersky Antidrone terbaru menggunakan algoritma cerdas yang hanya menampilkan peristiwa-peristiwa yang dianggap ‘telah dikonfirmasi’ oleh sistem pada peta. Hal ini memungkinkan sistem melakukan beberapa pekerjaan analisis, sehingga mengurangi beban kerja operator.

Melihat lebih banyak, menunjukkan lebih baik

Dalam sistem yang diperbarui, skalabilitas Kaspersky Antidrone telah meningkat secara signifikan dan multilateral. Kini, pengguna bisa lebih mudah untuk mengintegrasikan Antidrone dengan solusi pihak ketiga melalui API, memungkinkan cakupan area geografis diperluas, sekaligus mengelola sistem penuh dari satu konsol.

Kaspersky Antidrone juga memiliki peta yang dikembangkan sendiri, di mana desain ulang yang signifikan dan kerangka kerja baru dilakukan, sehingga menghasilkan kecepatan kerja lebih tinggi. Semua elemen grafis mudah ditampilkan secara real time. 

Pengaturan khusus dan arsip komprehensif

Arsip Kaspersky Antidrone menyimpan informasi tentang semua kejadian, termasuk hasil positif palsu (misalnya, deteksi burung). Laporan dibuat secara otomatis dan hanya untuk peristiwa yang dipilih oleh pengguna. Ini menyoroti karakteristik utama seperti titik lepas landas, lokasi pilot, waktu mulai dan berakhirnya penerbangan, serta frame pertama dan terakhir yang terdeteksi dalam video. Pada versi baru, arsip lebih detail dan mudah dipahami.

“Kami telah menyederhanakan navigasi antarmuka dan menghilangkan informasi yang berlebihan, hingga kemampuan integrasi yang telah ditingkatkan,” tutupnya.