Bagikan:

JAKARTA - Pengadilan lingkungan di Chili membatalkan sebagian izin yang mengizinkan Google untuk membangun pusat data di negara tersebut pada Selasa, 27 Februari. Pengadilan juga meminta perusahaan asal AS itu untuk merevisi aplikasinya dengan mempertimbangkan dampak perubahan iklim.

Google pertama kali menerima izin awal untuk Pusat Data Cerrillos senilai 200 juta dolar AS (Rp3,12 triliun) yang diumumkan di Santiago pada awal 2020, tetapi proyek tersebut sejak itu menimbulkan protes dari warga dan pejabat setempat atas kemungkinan dampaknya terhadap akuifer kering di ibu kota.

Chili telah menderita kekeringan selama lebih dari satu dekade, dan server data membutuhkan jutaan galon (liter) air setiap tahunnya untuk pendinginan.

Pengadilan meminta Google "untuk memasukkan pertimbangan efek perubahan iklim dalam evaluasi komponen air (Akuifer Pusat Santiago), jika sesuai, dengan mempertimbangkan kemungkinan modifikasi sistem pendinginan server yang terkait dengan proyek tersebut," demikian bunyi putusan tersebut.

Juru bicara Google mengatakan kepada Reuters bahwa perusahaan akan "terus berkolaborasi dengan persyaratan otoritas lokal," menambahkan bahwa pada Februari 2022 mereka telah mengajukan perubahan desain asli sehingga pusat tersebut menggunakan pendinginan udara.