Bagikan:

JAKARTA - Apple   meluncurkan upgrade untuk platform pengiriman pesan iMessage-nya untuk mempertahankan diri terhadap teknologi-teknologi pemecahan enkripsi di masa depan. Protokol baru tersebut, dikenal sebagai PQ3, adalah tanda lain bahwa perusahaan teknologi AS INI sedang bersiap menghadapi kemungkinan terobosan di masa depan dalam komputasi kuantum yang dapat membuat metode perlindungan komunikasi pengguna saat ini menjadi usang.

"Lebih dari sekadar mengganti algoritma yang ada dengan yang baru, kami membangun kembali protokol kriptografi iMessage dari nol," tulis sebuah pos blog Apple yang dipublikasikan pada Rabu 21 Februari. "Ini akan sepenuhnya menggantikan protokol yang ada dalam semua percakapan yang didukung tahun ini."

Perusahaan pembuat iPhone yang berbasis di Cupertino, California, mengatakan algoritma enkripsinya adalah yang paling canggih dan bahwa hingga saat ini mereka tidak menemukan bukti serangan yang berhasil terhadap mereka. Namun, pejabat pemerintah dan ilmuwan khawatir bahwa kedatangan komputer kuantum, mesin-mesin canggih yang memanfaatkan sifat partikel subatom, tiba-tiba dan dramatis dapat melemahkan perlindungan tersebut.

Akhir tahun lalu, penyelidikan Reuters mengeksplorasi bagaimana Amerika Serikat dan China sedang berlomba untuk mempersiapkan diri bagi momen tersebut, yang disebut "Hari Q," baik dengan memompa uang ke penelitian kuantum maupun dengan berinvestasi dalam standar enkripsi baru yang dikenal sebagai kriptografi pasca-komputasi kuantum.

Washington dan Beijing telah saling  tuding atas dugaan penyadapan jumlah data terenkripsi yang besar sebagai persiapan untuk Hari Q, pendekatan yang kadang disebut "tangkap sekarang, retak kemudian."

"Perencanaan awal itu penting," kata badan pengawas keamanan siber AS, Badan Keamanan Siber dan Infrastruktur, dalam sebuah peringatan tahun 2022. "Pelaku ancaman siber bisa saja mengincar data hari ini yang masih memerlukan perlindungan di masa depan."

Pos blog Apple mengatakan PQ3 menggunakan serangkaian langkah pengamanan teknis baru dan tumpang tindih yang bertujuan untuk menutup celah tersebut.

Michael Biercuk, pendiri dan chief executive dari perusahaan teknologi kuantum Q-CTRL, mengatakan bahwa kenyataan bahwa Apple secara publik memperkuat pertahanannya merupakan "suara percaya diri" dalam gagasan bahwa komputer-komputer canggih suatu hari nanti dapat menghancurkan perlindungan yang ada.

Dengan demikian, langkah Apple ini menunjukkan kesadaran akan ancaman yang realistis dan persiapannya aktif untuk menghadapinya.