Bagikan:

JAKARTA - Investor institusional semakin tertarik untuk berinvestasi di Bitcoin (BTC) melalui Exchange Traded Fund (ETF) spot, yaitu ETF yang memiliki Bitcoin secara langsung sebagai aset dasar.

Hal ini mendorong para penerbit ETF Bitcoin spot di Amerika Serikat untuk bersaing ketat dengan menawarkan biaya yang lebih rendah. Perang biaya ini juga berdampak pada pasar Bitcoin global, yang berpotensi mengalami kenaikan harga yang signifikan.

VanEck Pangkas Biaya ETF Bitcoin Spotnya

Salah satu penerbit ETF Bitcoin spot yang baru-baru ini menurunkan biaya operasionalnya adalah VanEck, sebuah perusahaan manajemen investasi yang berbasis di New York. Menurut pengajuan tambahan tertanggal 15 Februari, VanEck Bitcoin Trust (HODL) akan menurunkan biaya operasionalnya dari 0,25 persen menjadi 0,20 persen pada 21 Februari. HODL, yang memiliki sekitar 187,74 juta dolar AS (sekitar Rp 2,93 triliun) dalam total aset di bawah pengelolaannya, diharapkan dapat menarik lebih banyak investor dengan biaya yang lebih kompetitif.

"Penurunan biaya ini mencerminkan komitmen kami untuk memberikan nilai dan meningkatkan akses bagi investor, dan membantu memastikan investor terus mendapatkan manfaat dari salah satu penawaran yang paling kompetitif di ruang bitcoin ETF," kata juru bicara VanEck.

Perang Biaya Meluas ke Eropa

Perang biaya di antara penerbit ETF Bitcoin spot tidak hanya terjadi di Amerika Serikat, tetapi juga di Eropa, di mana ETF Bitcoin spot telah tersedia sejak 2020. Beberapa penerbit ETF Bitcoin spot Eropa telah menurunkan biaya operasional mereka untuk tetap bersaing dengan penerbit AS yang baru masuk.

Misalnya, Fidelity Physical Bitcoin ETP (FBTC), yang diluncurkan pada Desember 2020, telah menurunkan biaya operasionalnya dari 0,75 persen menjadi 0,35 persen pada awal Februari 2024. FBTC, yang memiliki sekitar 1,1 miliar dolar AS (sekitar Rp 17,2 triliun) dalam total aset di bawah pengelolaannya, merupakan salah satu ETF Bitcoin spot terbesar di Eropa.

Selain itu, Invesco Galaxy Bitcoin ETF (BTCO) dan WisdomTree Bitcoin Fund (BTCW), yang masing-masing memiliki sekitar 1,2 miliar dolar AS (sekitar Rp 18,8 triliun) dan 1,4 miliar dolar AS (sekitar Rp 21,9 triliun) dalam total aset di bawah pengelolaannya, juga telah menurunkan biaya operasional mereka menjadi 0,39 persen dan 0,35 persen, secara berturut-turut, pada Januari 2024³. Demikian pula, CoinShares, salah satu penerbit ETF Bitcoin spot tertua di Eropa, telah menurunkan biaya operasionalnya menjadi 0,35 persen.

Dampak Perang Biaya terhadap Pasar Bitcoin

Perang biaya di antara penerbit ETF Bitcoin spot memiliki dampak positif terhadap pasar Bitcoin, karena menunjukkan permintaan yang tinggi dari investor institusional terhadap aset kripto tersebut. ETF Bitcoin spot menawarkan cara yang mudah, aman, dan teratur untuk berinvestasi di Bitcoin, tanpa perlu memiliki atau menyimpan Bitcoin secara langsung. ETF Bitcoin spot juga meningkatkan likuiditas dan transparansi pasar Bitcoin, yang dapat memperkuat proses penemuan harga dan stabilitas.

Dengan adanya ETF Bitcoin spot, investor institusional dapat meningkatkan alokasi mereka terhadap Bitcoin, yang dapat mendorong kenaikan harga Bitcoin di masa depan. Selain itu, permintaan harian Bitcoin dari penerbit ETF Bitcoin spot baru-baru ini telah melampaui pasokan harian dari para penambang, yang berarti bahwa permintaan akan terus melebihi penawaran. Hal ini dapat mempercepat kenaikan harga Bitcoin, terutama menjelang pemotongan separuh (halving) yang akan datang pada Mei 2024, yang akan mengurangi jumlah Bitcoin baru yang diciptakan setiap hari.