Bagikan:

JAKARTA - Robert Kiyosaki, penulis buku bestseller Rich Dad Poor Dad, mengungkapkan kekagumannya terhadap Bitcoin (BTC) sebagai aset investasi masa depan. Dia juga mengkritik para perencana keuangan yang tidak merekomendasikan Bitcoin kepada klien mereka, dan memprediksi bahwa pasar saham akan mengalami krisis besar-besaran.

Kiyosaki, yang dikenal sebagai pakar keuangan dan pengusaha, sering memberikan saran kepada pengikutnya untuk berinvestasi dalam "aset keras" seperti emas, perak, real estat, dan Bitcoin. Menurutnya, aset-aset ini dapat memberikan perlindungan terhadap inflasi dan devaluasi mata uang.

Namun, dia mengatakan bahwa banyak perencana keuangan yang mengabaikan aset-aset ini, dan hanya menawarkan produk-produk yang memberikan komisi tinggi kepada mereka, seperti reksa dana, obligasi, dan asuransi. Dia menganggap hal ini sebagai tindakan tidak bertanggung jawab dan merugikan klien.

“S&P akan jatuh 70%. Jangan menjadi pecundang. Pilihlah perencana keuangan Anda dengan hati-hati,” tulis Kiyosaki di X. “Siapkan diri untuk crash terbesar dalam sejarah.”

Prediksi Kiyosaki ini mungkin terdengar berlebihan, tetapi dia telah lama mengingatkan tentang bahaya kebijakan moneter yang longgar dan utang yang membengkak. Dia juga menyoroti bahwa emas, yang dianggap sebagai aset lindung nilai, telah kalah performanya dari indeks saham S&P 500 dalam jangka panjang.

Menurut data dari Longtermtrends, sejak tahun 1974, S&P 500 telah naik 5200%, sementara emas hanya naik 1306%. Dalam periode 10 tahun terakhir, S&P 500 naik 300%, sementara emas hanya naik 18%.

Kiyosaki mengatakan bahwa emas masih lebih baik daripada dolar AS, yang terus melemah karena pencetakan uang oleh bank sentral. Namun, dia mengatakan bahwa ada aset yang lebih baik daripada emas, yaitu Bitcoin.

Bitcoin, yang sering disebut sebagai "emas digital", memiliki beberapa keunggulan dibandingkan emas. Pertama, pasokannya terbatas pada 21 juta koin, sehingga tidak bisa dicetak secara sembarangan. Kedua, sifatnya yang digital membuatnya mudah diperdagangkan dan disimpan, tanpa perlu biaya penyimpanan atau transportasi. Ketiga, Bitcoin didukung oleh teknologi blockchain, yang membuatnya transparan, aman, dan tidak bisa dipalsukan.

Kiyosaki mengatakan bahwa Bitcoin adalah "perlindungan terbaik" terhadap hiperinflasi, yang bisa terjadi akibat stimulus fiskal dan moneter yang berlebihan. Dia juga mengatakan bahwa Bitcoin adalah "uang rakyat", yang artinya nilai Bitcoin ditentukan oleh permintaan dan penawaran pasar, bukan oleh keputusan pemerintah atau bank sentral.

“Bitcoin adalah uang rakyat yang berarti rakyat mengendalikan nilai Bitcoin, bukan pemimpin kita,” katanya.

Kiyosaki tidak sendirian dalam memuji Bitcoin. Banyak investor dan pengusaha terkenal, seperti Elon Musk, Michael Saylor, Jack Dorsey, dan Paul Tudor Jones, juga telah menyatakan dukungan mereka terhadap mata uang kripto tersebut. Beberapa perusahaan, seperti MicroStrategy, Tesla, dan Square, juga telah mengalokasikan sebagian dari kas mereka ke Bitcoin.

Selain itu, Bitcoin juga mendapat pengakuan dari industri keuangan tradisional, dengan diluncurkannya beberapa ETF Bitcoin spot di Kanada dan Brasil bulan lalu. ETF Bitcoin adalah produk investasi yang melacak harga Bitcoin, dan memungkinkan investor untuk membeli dan menjual Bitcoin melalui bursa saham.

Dengan adanya ETF Bitcoin, investor ritel dan institusional dapat mengakses Bitcoin dengan lebih mudah, murah, dan aman, tanpa perlu memiliki kunci privat atau dompet digital. ETF Bitcoin juga dapat meningkatkan likuiditas dan transparansi pasar Bitcoin, serta menarik minat dari regulator dan pengawas.

Sejak diluncurkannya ETF Bitcoin, Bitcoin telah menjadi komoditas ETF terbesar kedua di Kanada, setelah emas. Dalam hal arus masuk bersih, ETF Bitcoin telah menyerap 3 miliar dolar AS  (Rp 47,1 triliun) di BTC sejak bulan lalu. Sebagai perbandingan, ETF emas pertama - GLD - hanya mencapai level ini setelah sekitar 2 tahun.