Bagikan:

JAKARTA - Monero (XMR) adalah salah satu mata uang kripto yang paling terkenal karena fitur privasinya. Monero dapat menyembunyikan identitas pengirim, penerima, dan jumlah transaksi di blockchain, sehingga sulit untuk dilacak oleh pihak-pihak yang tidak berwenang.

Monero adalah mata uang kripto yang diluncurkan pada tahun 2014 sebagai hasil dari fork dari Bytecoin, mata uang kripto pertama yang menggunakan protokol CryptoNote. Monero juga menggunakan algoritma proof-of-work yang disebut RandomX, yang dirancang untuk mencegah penambangan dengan menggunakan perangkat keras khusus, seperti ASIC.

Hal ini bertujuan untuk menjaga tingkat desentralisasi dan kesetaraan di jaringan Monero. Selain itu, Monero juga melakukan hard fork secara berkala untuk meningkatkan fitur dan keamanannya, serta menghindari serangan dan eksploitasi.

Salah satu kasus yang terkait dengan Monero adalah pembobolan Vastaamo, sebuah perusahaan penyedia layanan psikoterapi swasta di Finlandia, yang terjadi pada Oktober 2020.

Seorang peretas yang tidak diketahui berhasil mengakses database perusahaan yang berisi data pribadi dan rekam medis dari sekitar 40.000 pasien. Peretas kemudian menuntut tebusan sebesar 40 bitcoin (BTC), yang setara dengan sekitar Rp 25,5 miliar, agar tidak mempublikasikan data tersebut. Peretas juga mengirim email pemerasan secara langsung kepada sebagian pasien, dengan menuntut pembayaran sebesar 200 euro (Rp 3,5 juta) dalam bentuk Monero.

Otoritas penegak hukum Finlandia, National Bureau of Investigation (NBI), langsung melakukan penyelidikan untuk mengungkap identitas peretas dan menangkapnya. Pada awal Februari 2023, NBI mengumumkan bahwa mereka telah menangkap seorang pria berusia 21 tahun yang diduga sebagai pelaku pembobolan Vastaamo. Pria tersebut bernama Julius Aleksanteri Kivimäki, seorang warga negara Finlandia yang tinggal di Prancis. Ia ditangkap berdasarkan Surat Perintah Penangkapan Interpol dan kemudian diekstradisi ke Finlandia.

NBI mengklaim telah menemukan cara untuk mengidentifikasi individu yang menggunakan Monero untuk pencucian uang. NBI juga mengklaim telah mengembangkan metode analisis forensik yang dapat melacak transaksi Monero dengan menggunakan data dari bursa kripto dan layanan pencampur (mixer) kripto. Lebih lanjut, biro investigasi teresbut mengatakan bahwa mereka telah bekerja sama dengan otoritas penegak hukum internasional, seperti Europol dan FBI, untuk menyelesaikan kasus ini.

Namun, klaim NBI ini menuai banyak keraguan dan kritik dari komunitas kripto, terutama pendukung Monero. Mereka menantang NBI untuk membuktikan klaimnya dengan menyajikan bukti yang dapat diverifikasi secara publik. Mereka juga menuduh NBI melakukan kesimpulan yang tergesa-gesa dan tidak akurat, dengan mengandalkan bukti yang lemah dan tidak relevan.

Beberapa pengguna di Reddit, platform diskusi daring, mengusulkan skenario alternatif yang lebih masuk akal untuk menjelaskan bagaimana NBI menangkap Kivimäki. Salah satu skenario adalah bahwa NBI hanya melacak transaksi bitcoin yang digunakan peretas untuk membeli Monero di bursa kripto. Kemudian, NBI menemukan bahwa jumlah Monero yang dibeli peretas sama dengan jumlah Monero yang diminta sebagai tebusan. Dari situ, NBI menyimpulkan bahwa peretas adalah pemilik Monero tersebut, tanpa benar-benar melacak transaksi Monero itu sendiri.

Skenario lain adalah bahwa NBI hanya mengandalkan informasi yang diberikan oleh Binance, salah satu bursa kripto terbesar di dunia, yang diketahui bekerja sama dengan penegak hukum. Binance mungkin memberikan data tentang alamat IP, identitas, atau aktivitas perdagangan dari pengguna yang menukar bitcoin dengan Monero, atau yang menyetorkan Monero ke bursa. Dengan data ini, NBI mungkin dapat mengaitkan peretas dengan akun Binance tertentu, dan kemudian menelusuri kembali ke sumber asal bitcoin yang digunakan peretas.

Kedua skenario ini menunjukkan bahwa NBI tidak benar-benar mampu melacak transaksi Monero, tetapi hanya menggunakan metode investigasi tradisional yang bergantung pada kerentanan atau kecerobohan peretas. Jika peretas lebih berhati-hati dan menggunakan tindakan pencegahan tambahan, seperti VPN, Tor, atau layanan pencampur kripto lainnya, maka kemungkinan besar NBI tidak akan dapat menemukannya.