JAKARTA – Meta mengakui bahwa tahun 2023 merupakan tahun tersibuk dalam menjaga privasi pengguna. Hal ini tidak mengherankan karena Meta digugat oleh banyak pihak pada tahun lalu.
Gugatan terkait masalah privasi ini cukup beragam, mulai dari pelanggaran privasi media sampai masalah penggunaan data pribadi anak di bawah umur. Terlepas dari banyaknya gugatan yang Meta terima, perusahaan itu tetap berkomitmen dalam melindungi data pengguna.
Meta mengatakan bahwa mereka telah menghabiskan banyak dana untuk mengutamakan privasi pengguna. Sejak tahun 2019, perusahaan big tech ini telah menginvestasikan dana sebesar 5,5 miliar dolar AS atau sekitar Rp87 triliun.
Selain berinvestasi dalam program privasi, Meta juga mengembangkan tim yang dibuat khusus untuk menjaga privasi. Tim ini berisi ribuan karyawan dan secara aktif meninjau fitur hingga data para penggunanya untuk mencegah bahaya.
“Proses Tinjauan Privasi kami, yang kini meninjau rata-rata 1.200 produk, fitur, dan praktik data per bulan di seluruh perusahaan sebelum diluncurkan untuk menilai dan memitigasi risiko privasi,” kata Meta dalam keterangan resmi pada Kamis, 25 Januari.
Untuk membuat keamanan yang maksimal, Meta tidak hanya memperkuat fungsi tata kelolanya, mereka juga membangun fitur untuk menjaga privasi. Salah satu fitur yang mereka buat adalah enkripsi end-to-end di Messenger dan Facebook.
Dengan sistem enkripsi ini, pesan dan panggilan di dua platform tersebut akan dilindungi dengan baik. Meta menjelaskan bahwa, “Tak seorang pun selama pengiriman ini, termasuk Meta, dapat melihat atau mendengarkan apa yang dikirim atau dikatakan.”
Seluruh tindakan ini merupakan bukti bahwa Meta terus mengutamakan privasi pengguna, baik saat ini maupun di masa yang akan datang. Meta berkomitmen untuk bekerja sama dengan para ahli, pembuat kebijakan, dan regulator dalam memperkuat keamanan privasi.