JAKARTA – Perusahaan penerbit stablecoin USDC, Circle Internet Financial, berencana melantai di bursa saham melalui penawaran umum perdana (IPO). Perusahaan ini telah mengajukan formulir S-1 secara rahasia ke Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC) sebagai persiapan IPO.
Keputusan Circle ini diumumkan melalui siaran pers pada Kamis 13 Januari 2024, hanya sehari setelah Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC) menyetujui 11 propsal ETF Bitcoin. Circle mengatakan pihaknya bakal go public setelah SEC menyelesaikan proses peninjauan dengan mempertimbangkan kondisi pasar dan faktor lainnya.
Circle didirikan pada Oktober 2013 oleh Jeremy Allaire dan Sean Neville, dengan visi untuk menciptakan ekonomi global yang lebih inklusif dan terbuka dengan menggunakan teknologi blockchain dan kripto. Perusahaan ini merupakan penerbit USDC, stablecoin yang nilainya terikat dengan dolar AS.
BACA JUGA:
Ikuti Jejak Coinbase
Hingga kini, USDC telah menjadi stablecoin terbesar kedua di dunia, dengan kapitalisasi pasar sebesar 25,2 miliar dolar AS (Rp 392,6 triliun). Dalam sebulan terakhir, pasokan USDC telah meningkat 4,7%. Circle memiliki ambisi untuk menjadi perusahaan publik yang terdaftar di bursa saham.
Sejak didirikan, Circle telah mengumpulkan pendanaan sebesar 950 juta dolar AS (Rp 14,8 triliun) dari investor terkemuka, seperti Fidelity, Marshall Wace LLP, dan Blackrock. Pada tahun 2021, Circle hampir mencapai tujuannya melalui transaksi perusahaan akuisisi khusus (SPAC), yang didukung oleh Bob Diamond dari Barclays Capital, dengan valuasi sekitar 4,5 miliar dolar AS (Rp 70 triliun). Namun, akhirnya transaksi tersebut gagal terwujud.
Dengan rencana IPO, Circle mengikuti jejak bursa kripto Coinbase yang telah melantai di bursa saham Nasdaq pada 14 April 2021. Coinbase merupakan salah satu mitra Circle dalam mengembangkan USDC, melalui konsorsium Centre. Keduanya berharap USDC dapat menjadi standar global untuk stablecoin yang taat pada regulasi kripto.