JAKARTA - Perusahaan penerbit stablecoin USDC, Circle Internet Financial, mengumumkan pemangkasan karyawan sebesar 6%. Pengumuman ini mencuat setelah perusahaan melakukan peninjauan terkait operasionalnya.
Meskipun demikian, perusahaan yang berbasis di AS ini tetap berkomitmen untuk terus mengembangkan bisnisnya secara global dan meningkatkan efisiensi melalui pemanfaatan kecerdasan buatan (AI). Dengan langkah ini, Circle berupaya memperkuat posisi di pasar kripto yang semakin kompetitif.
Pada Juni 2024, Circle tercatat memiliki 882 karyawan, namun perusahaan memutuskan untuk melakukan pengurangan tenaga kerja sebagai bagian dari strategi untuk merampingkan operasional dan meningkatkan produktivitas. Sebuah pernyataan dari perusahaan menyebutkan bahwa mereka terus mengevaluasi investasi dan pengeluaran guna mendukung pertumbuhan jangka panjang.
BACA JUGA:
Selain pengurangan karyawan, Circle juga berfokus pada persiapan untuk melantai di bursa saham. Setelah kegagalan kesepakatan akuisisi melalui perusahaan SPAC pada 2023, Circle kembali mengajukan pendaftaran untuk penawaran umum perdana (IPO) kepada Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC). CEO Circle, Jeremy Allaire, menegaskan bahwa perusahaan tidak memerlukan dana tambahan dari pasar swasta untuk mendukung rencana IPO tersebut.
Di sisi lain, Circle juga terus berinovasi di sektor stablecoin. USDC baru-baru ini menjadi stablecoin pertama yang memenuhi standar VRCA yang ditetapkan oleh regulator Kanada, OSC dan CSA. Langkah ini menunjukkan komitmen Circle untuk meningkatkan perlindungan bagi investor dan memastikan kepatuhan terhadap regulasi yang ketat di sektor kripto.
Hingga saat ini, USDC berada di posisi kedua dengan kapitalisasi pasar lebih dari 41 miliar dolar AS (Rp656 triliun), setelah Tether (USDT) yang mendominasi pasar dengan peredaran mencapai 136 miliar dolar AS (Rp2.176 triliun).